Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Sunday, December 04, 2005

Mengangkat harkat martabat Umat


Curvier, seorang naturalis di abad ke-18, dengan hanya satu gigi hewan saja akan sanggup merancang, menggambar, mendesign bentuk keseluruhan badan hewan itu. Seorang materialis, hanya dengan mendekati perosoalan masyarakat secara dialektis akan dapat menggambarkan, melukiskan hubungan ekonomi dan bingkai politik masyarakat itu (Tan Malaka : “Dari Penjara ke Penjara” III, 1948:79).

Oraang-orang yang memiliki kekayaan, modal intelektual, yang menyandang gelar kesarjanaan, yang memahami, menguasai sejumlah ilmu pengetahuan, yang berpikir logis rasional, yang punya pola pikir ilmiah (induktif-deduktif), dengan hanya menggunakan dua buku saja, seperti buku Zauddin Sardar “Tantyangan Dunia Islam Abad 21 Menjaangkau Informasi”, terbitan Mizan, Bandung, dan buku CA Qadir “Filsafaqt dan Ilmu Pengetahuana dalam Ilmu Pengetahuan”, terbitanYayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1991 akan sudah dapat menggambarkan, melukiskan harkat martabat umat Islam Dunia Masa Kini dan Masa Depan (Sosok Umat teladan dan pelopor, seperti termaktud dalam QS 3:139). Sayang H Endang Saifuddin Anshari MA dalam bukunya “Ilmu, Filsafat, Agama”, terbitan Bina Ilmu, Surabaya, sama sekali tak menguraikan secara luas disertai dengan contoh-contoh actual tentang Metoda Ilmu (metoda induktif, dari yang khusus ke yang umum), Metoda Filfsafat (metoda deduktif-induktif, dari hipotesa ke teori dan dalil), Metoda Fikih (metoda deduktif, dari dalil yang umum ke yang khusus).

Seyogianya para intelekstual Muslim di bidang apa pun, dan di mana pun hendaknya gigih berjuang, berjihad, berijtihad, bersungguh-sungguh (QS 22:78) memanfa’atkan khazanak, kekayaan, modal intelektualnya untuk mengangkat harkat martaba umat Islama Dunia Masa Kini dan Masa Depan, mengwujudkan “’izzul Islam wal Muslimin”, baik secaraaa perorangan, maupun secara kolektif berjama’ah bersama-sama. Dan memang seperti kata Sun Yat Sen “To say is seasy, to do is difficult, and to make one understand is more difficult”. Semoga saja Allah memberikan dorongan motivasi serta semangat “ibdak bi nafsik” pada semua.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home