Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Sunday, July 17, 2011

Seputar Pemikiran Politik Kartosoewirjo

catatan serbaneka asrir pasir

Seputar “Pemikiran Politik Proklamator NII SM Kartosowirjo”

Tidak ada satu pun yang merasa menyesal dan menyimpan dendam terhadap tentara Orde baru. KH Firdaus AN mengarang “Dosa-Dosa Yang Tak Boleh Berlang Lagi”, terbitan Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, tahun1992.

Sekarmadji Marijan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905 (?1907) di Cepu. Pda tahun 1911, saaat berusia 8 tahun (?), Kartosoewirjo masuk sekolah “Kelas Dua”.The formative age (masa remaja) Kartosewirjo terbentuk dari pendidikan agama yang diperolehnya dari guru agamanya Notodihardjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti Muhammadiyah. Kartosoewirjo tidak pernah masuk organisasi “sesat” Boedi Oetomo. Dalam bukunya “Dosa-Dosa Yang Tak Boleh Berulang Lagi” (Hal 6265)., KH Firdaus AN memaparkan kesesatan Budi Utomo.

Semenjak tahun 1923, SM Kartosoewirjo sudah aktif dalam gerakan kepemudaan diantaranya gerakan pemuda Joang java. Kemudian tahun 1925, pindah ke gerakan Jong Islamieten Bond (JIB).

Pada awal tahun 1927 SM Kartosoewirjo tamat dan dikeluarkan dari NIAS dan dikeluarkan dari JIB. Pandangan-pandangan Kartosoewirjo cukup radikal. Pada bulan September 1927 Kartosoewirjo menjadi sekretaris pribadi Tjokroaminoto. Pada bulan Desember 1927 di Pekalongan, Kartosoewirjo terpilih menjadi sekretaris umum PSIHT. Pada Oktober 1928 Kartosoewirjo menjadi peserta kongres pemuda Indonesia di Batavia. Pada kongres tersebut Kartoosoewirjo terlibat debat sengit dengan ketua kongres Soegondo tentang hakikat pendidikan masa depan.

Di samping bertugas sebagai sekretaris umum PSIHT, Kartosoewirjo bekerja sebagai wartawan di Koran harian FADJAR ASIA pimpinan Tjokroaminoto ?). Reputasi Kartosoewirjo muda ckup tionggi, menjabat sekretaris umum PSIHT, anggota staf harian FADAR ASIA.

Pada tahun 1929, dalam usaianya ang relatif muda, sekitar 22 tahun (?), Kartosoewirjo telah menjadi redaktur harian FADJAR ASIA (menggantikan HOS Tjokroaminoto yang jatuh sakit).

Pada kongres PSIHT ke 22 di Batavia (Jakarta) bulan Juli 1936 Abikoesno terpilih menjadi ketua. Abikoesno mengangkat Kartosoewrjo sebagai wakil ketua. Abikoesno menugaskan Kartosoewirjo ntuk menyusun satu brosur tentang sikap hijrah PSIHT.Abikoesno Tjokrosoejoso menyatakan bahwa kongres PSIHT Juli 1936 telah menyetujui politik Hijrah yang rinciannya telah disusun oleh Kartosoewirjo dalam brosur “Sikap Hijrah PSIHT” (dua jilid). Jabatan wakil ketua dipegang Kartosoewirjo sampai ia keluar dari PSIHT dalam tahun 1939.

Kartosoewirjo mengharapkan persatuan dunia Islam dengan umatnya secara keseluruhan. Dengan demikian akan dapat tercipta suatu dunia baru “Daulah Islam”. Program akhir hidjrah (islamisasi ?) kartosoewirjo meliputi bidang politik (siasah?), sosial (ijtima’iyah?), ekonomi (mu’amalah?), ibadah (ritual?), mistik (spiritual?).

Pada tahun 1943 Kartosoewirjo masuk MIAI dibawah pimpinan Wondoamisono sekaligus menjadi sekretaris umum dalam Majlis Baitumal dari MIAI tersebut. Melalui SOEARA MIAI Kartosoewirjo menuliskan gagasannya tentang masyarakat Islam yang benar-benar sempurna baik secara ideology maupun ide. Setiap gerak langkah kehidupannya hanya untuk kesuksesan dunia Islam.

Pada bulan Oktober 1943 MIAI dibubarkan dan pada tanggal 11 Nopember 1943 didirikan Masjoemi. Kartosoewirjo masuk menjadi anggota Masjoemi.

Segala hal mungkin terjadi di “Pulau Jahiliyah” Jawa. Betapa jahiliyahnya penduduk Jawa di awal abad ke-20.

Kapan Negara Islam berkesempatan mengatur semua ketidakaturan. Umat dilanda wabah sikap mental hedonis, yang gandrung/cendrung pada kesenangan hidup mewah. Terhadap sikap mental ini, Islam menuntun agar memiliki sikap mental wara’, qana’ah, zuhud. Pada kondisi perang sangat ditekankan ibadah/jihad maal berupa infaq fi sabilillah. Diperlukan waktu untuk menanamkan dan memupuk semangat Islam dan semangat Negara Islam yang sejati dalam diri umat.

Mengapa Soekarno dan Hatta mesti menghindar begitu jauh ke Rengasdengklok padahal Jepang memang sangat menyetujui persiapan kemerdekaan Indonesia. (Bung Karno dan Drs Moh Hatta dibawa [pemuda?] ke luar kota supaya mereka terhindar dari Jepang dalam membicarakan tugas mereka tentang proklamasi, kata Sidik Kertapati dalam bukunya : “Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, terbitan Pembaruan, Djakarta, tahun 1961, hal77). Betapa lemahnya dan bodohnya Soekarno dan pejuang-pejuang diplomasi dalam berhadapan dengan perunding-perunding ulung Belanda. Soekarno adalah pejuang diplomat yang lebih percaya pada kompromi politik ketimbang revolusi rakyat.

Republik Indonesia diproklamasikan dengan bantuan bandit-bandit, gangster dalam revolusi jahiliyah. Para elit “thaghut” kebanyakan adalah kaum nasionalis sekuler. Naskah Proklamasi dan UUD Kartosoewirjo dijiplak oleh Soekarno dan Hatta ketika memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonsia jahiliyah. Konsep Pancasila yang dibuat oleh Soekarno hanyalah sebuah fantasi dirinya ketika mengalami pergolakan batin tentang masa depan bangsanya.

Koran-koran Indonesia di era Sumpah Pemuda benar-benar jahiliyah. Sumpah Pemuda dapat juga dipandang sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Hasanuddin, dan lain-lain yang memperjuangkan Daulah Islamiyah (Darul Islam).

Ada yang menghubungkan jumlah sembilan tokoh penyusun Piagam Jakarta dengan Sembilan lelaki pembuat kerusuhan dalam QS 27:48.


Tjokroaminoto tidak mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Tapi Tjokroamnoto banyak mempengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi politik Kartosoewirjo. HOS Tjokroaminoto pernah menulis buku “Islam dan Sosialisme”, dan artikel “Islam dan Nasionalisme” dalam FADJAR ASIA, 24 Mei 1929.

(Al-Chaidar : “Pengantar Pemikiran Politik Proklamator NII SM Kartosoewirjo”, Darul Falah, 1999)
(BKS1107180900)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home