Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Saturday, November 06, 2010

Pemimpin yang mendahulukan kepentingan rakyat

Antara Mentawai dan Malvinas

Ketika Maalvinas (Fakland) terqncam oleh Argentina, maka pemerintah Inggeris segera mengerahkan kemampuananya menyelamatkan daerah jajaahannya di Amerika Serikat yang jauhnya puluhan ribu kilometer dari London.

Ketika Mentawai terancam oleh Tsunami, pemerintah Indonesia (eksekutif daan l;egislatif) sibuk kunjungan kerja ke luar negeri atas nama demi kepentingan rakyat (argument klassik).

"Seorang pemimpin yang baik adalah yang mendahulukan kepentinghan rakyatnya". Pemimpin itu sangat peduli akan kepentingan rakyat.

Gelar Pahlawan
Bangsa ini tak punya sosok yang berpihak pada rakyat, yang peduli pada sesama.

Gelar Pahlawan seyogianya disandangkan pada yang sudah wafat lebih 50 tahun.

Rosihan Anwar dalam tlisannya "Pahlawan Nasional" mempertanyakan "mengapa tidak juga mengusulkan sebagai Pahlawan Nasional tokoh-tokoh seperti Mohammad Natsir, Syafrudddin Prawiranegara, atau Amir Sjarifoeddin ? Orang-orang ini adalah pejuang kemerdekaan dari jam-jam pertama revolusi.

Asvi Warman Adam dari LIPI dala tulisannya dalam KORAN TEMPO, Sabtu, 2 Oktober 2010, halaman A8 mempertanyakan kelayakan Presiden Soeharto (almarhum) yang penuh bercak-bercak, noda-noda kemanusiaan diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.

(Asrir BKS1010240730 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.worddpress.com)
Studi banding
Studi banding tak harus secara fisik-materiil. Studi banding juga bias dilakukan dengan masuk ke dunia mind, geest, spriti, the world of mind dengan membaca buku-buku dari berbagai bangsa. Melalui buku melanglang buana, mengembara, melakukan studi banding ke berbagai bangsa, ke berbagai Negara. Berbicara dengan orang-oang besar, ahli-ahli fakir besar, pemimpin dari berbagai bangsa.
Inilah yang dilakukan dan dipesankan oleh Presiden Sukarno (almarhum) dalam amanatnya pada upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa oleh IAIN pada tanggal 2 Desember 1964. Disebutkannya bahwa Islam bukan hanya sekedar syahadat, shalat, zakat, haji. Untuk menjadi umat yang besar haruslah nail, mnasuk ke dunia mind, geest, sprit, the world of mind
Pemimpin yang mendahaulukan kepentingan rakyat
Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) pada tahun 2010 menganugerahkan Walikota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Walikota Yogyakarta sebagai penerima penghargaan. Keduanya dianggap sebagai pemimpin yang berhasil menerapkan praktik pemerintahan yang balk dan bersih.
Jokowi dinilai mampu merelokasi arca berdagang pedagang kaki lima tanpa kekerasan yang biasanya melibatkan Satpel PP. Kini, lahan Taman Banjarsari yang dulunya kumuh disulap menjadi lahan terbuka hijau. Sebelumnya, tak satupun walikota yang mampu memindahkan pedagang dari areal tersebut dan selalu melahirkan gejolak. Jokowi secara nyata mendayagunakan pedagang misalnya dengan memberikan kios gratis disamping kemudahan perizinan dalam berusaha. Selain melakukan komunikasi langsung secara intensif dan terbuka kepada para pedagang.
Adapun Herry Zudianto dapat membebaskan masyarakat Yogjakarta dari kegelapan. Sebelumnya, fasilitas pelayanan terutama penerangan jalan selalu gelap, meski tagihan selalu naik. Di era kepemimpinan Herry, seluruh tiang listrik mulaidipasang meteran agar ragilun dapal dipertanggungjawabkan secara terbuka dan transparan. Berikutnya, adalah membuat sistem informasi dan keluhan (UPIK/Unit IM.iv.m ,. Informasi dan Keluhan). Masyarakat bebas bcrkeluhkesah, atau mengadukan layanan publik yang akan segera direspon oleh Herry.
Hal menarik lainnya mereka gemar menyambangi masyarakat. Tanpa prosedur ketat, apalagi iring-iringan forijdcryang kerap membuat macet dan gaduh. Sebaliknya, masyarakat pun bebas berkunjung atau bertamu ke rumah dinas walikota-nya. Nyaris tanpa mekanisme rumit yang lazim terlihat layaknya seorang petinggi negara, atau pejabat.
Alhasil integritas dan keberpihakan mereka sebagai pelayan publik mampu membentuk persepsi positif mayoritas masyarakat terhadap kepemimpinannya. Tanpa harus merogoh kocek mahal untuk belanja iklan kampanye politik, keduanya didaulat untuk memimpin Surakarta dan Yogyakarta dua periode. Kala mayoritas elit menilai kekuasaan lurus serba formil, prosedural, birokratis. Herry dan jokowi merombak hal itu. Seraya menegaskan menjadi pemimpin harus punya empati dan kekuasaan bukan untuk dimiliki.
(Koran Tempo, Jum'at, 29 Oct 2010, halaman A6, "Desakralisasi Citra dan Kekuasaan" oleh Ali Ramadhan)

Meneladani Sebastian Pinera
Setiap kitaadalah pemimpin. Pemimpin di bidang masing-masing. Karena itu, siapa pun kita dan di mana pun kita(apa pun status dan posisi kita) hendaknya berupaya meneladani sikap Presiden Cile Sebastia Pinera. Berpihak kepada rakyat. Peduli akan sesame. Buang tata kerama protokoler. Sistim protokoler itu anti demokrasi, anti egalitarian, memisahkan atasan dari bawahan. Jauhkan sikap arogansi. Meneladani Sebastian Pinera tidak hanya diharapkan dari pemimpin formal. Tapi dari kita semua. Kita semua juga adalah pemimpin secara informal.
Agar dapat memiliki kepekaan dan sikap mental peduli akan sesame secara otomatis, Islam menuntun, membimbing agar biasa hidup qana’ah, zuhud, wara’. Zihid adalah sikap hidup yang giat, gesit mendapatkan kekayaan untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan diri pribadi.
(Asrir BKS 1010170500 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)
Bangsa badut
Di atas pentas, panggung tampil badut-badut dari berbagai kalangan. Ada dari kalangan politisi, pejabat, aparat, teknokrat, ekonom, muballigh, da'i dan lain-lain.
Penonton, pemirsa dari semua lapisan asyik, senang dengan aksi, atraksi, lawakan, lelucon yang dibawakan oleh para badut-badut tersebut.
Bangsa ini memang bangsa badut. Deman dengan lawakan, lelucon, akrobatik, humor. Tak suka dengan yang serius. Tak suka dengan kritik. Tak suka dikritik dan mengkritik. Tak suka dikoreksi dan mengkoreksis. Pokoknya suasana hati lega, tak punya beban.
(Asrir BKS1010220600 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)
Bahan renungan
1. Dari sudut pandang Islam, bencana tsunami di Mentawai dan gempa vulkanik di Merapi, apakah merupakah :
– teguran, peringatan dari Allah, ataukah
– ujian, cobaan dari Allah tentang keimanan, ataukah
– hukman, siksaan, azab dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukan, ataukah
– pamer kekuasaan dari Allah, atakah
– sunnatullah (fenomena alam) semata ?

2. Dari sudut pandang Islam, dana untuk korban bencana apa perlu disleksi halal atau haramnya. Apakah penggalangan dana itu boleh saja dilakukan oleh semua kalangan, termasuk komunitas koruptor, maling, mucikari, germo, psk, gay, dan yang semacam itu ?
3. Mana saja hadis dalam “Bulughul Maram” yang berbeda syarahnya antara Shan’ani (Subulus Salam) dan ‘Asqalani (Fathul Bari) ?
Seruan Nabi Ibrahim
Wahai kaumku. Berhala-berhala yang kamu sembah itu sama sekali tak mendengar do'a permintaannu. Tak mberi manfa'at dan mudharat kepadamu. Yang harus kamu sembah adalah Tuhan alam semesta. Yang menciptakan dan memenunjukimu. Yang member makan dan minum kamu. Ang menyembuhkan sakitmu. Yang mematikan dan menghidupkanmu kembali. Yang akan mengampuni dosamu.
Nabi Ibrahim berdo'a memohon kepada Allah agar diberi hikmah dan dikumpulkan bersama orang-orang saleh. Agar jadi ikutan generasi mendatang. Agar dimasukkan ke dalam surge jannatun na'im. Agar dosa keluarganya diampuni Allah. Agar tak dihinakan Allah pada hari akhirat (simak QS 26:71-87; 21:52-56; 29:16-17).
(Asrir BKS1011010515 written by sicumpaz@gmail.com sicumaps.wordpdress.com)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home