Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Saturday, November 06, 2010

Bahan renungan

Bahan renungan

1. Dari sudut pandang Islam, bencana tsunami di Mentawai dan gempa vulkanik di Merapi, apakah merupakah :
– teguran, peringatan dari Allah, ataukah
– ujian, cobaan dari Allah tentang keimanan, ataukah
– hukman, siksaan, azab dari Allah atas dosa-dosa yang dilakukan, ataukah
– pamer kekuasaan dari Allah, atakah
– sunnatullah (fenomena alam) semata ?

2. Dari sudut pandang Islam, dana untuk korban bencana apa perlu disleksi halal atau haramnya. Apakah penggalangan dana itu boleh saja dilakukan oleh semua kalangan, termasuk komunitas koruptor, maling, mucikari, germo, psk, gay, dan yang semacam itu ?

3. Mana saja hadis dalam “Bulughul Maram” yang berbeda syarahnya antara Shan’ani (Subulus Salam) dan ‘Asqalani (Fathul Bari) ?


Kawasan rawan bencana

Sebelum korban berjatuhan, seyogianya pemerintah bertindak tegas mentransmigrasikan warga yang berada di kawasan rawan bencana (gempa, tektonik, vulkanik, tsunami, banjir, longsor). Pos APBN untuk keluar negeri (Presiden, Meneri, Legislatif) direvisi untuk trnsmigrasi.Di kawasan rawan bencana hendaknya selalu siap standby helicopter penolong.


Gelar Pahlawan

Bangsa ini tak punya sosok yang berpihak pada rakyat, yang peduli pada sesama.

Gelar Pahlawan seyogianya disandangkan pada yang sudah wafat lebih 50 tahun.

Rosihan Anwar dalam tlisannya "Pahlawan Nasional" mempertanyakan "mengapa tidak juga mengusulkan sebagai Pahlawan Nasional tokoh-tokoh seperti Mohammad Natsir, Syafrudddin Prawiranegara, atau Amir Sjarifoeddin ? Orang-orang ini adalah pejuang kemerdekaan dari jam-jam pertama revolusi.

Asvi Warman Adam dari LIPI dala tulisannya dalam KORAN TEMPO, Sabtu, 2 Oktober 2010, halaman A8 mempertanyakan kelayakan Presiden Soeharto (almarhum) yang penuh bercak-bercak, noda-noda kemanusiaan diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.

(Asrir BKS1010240730 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.worddpress.com)

Studi banding

Studi banding tak harus secara fisik-materiil. Studi banding juga bias dilakukan dengan masuk ke dunia mind, geest, spriti, the world of mind dengan membaca buku-buku dari berbagai bangsa. Melalui buku melanglang buana, mengembara, melakukan studi banding ke berbagai bangsa, ke berbagai Negara. Berbicara dengan orang-oang besar, ahli-ahli fakir besar, pemimpin dari berbagai bangsa.

Inilah yang dilakukan dan dipesankan oleh Presiden Sukarno (almarhum) dalam amanatnya pada upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa oleh IAIN pada tanggal 2 Desember 1964. Disebutkannya bahwa Islam bukan hanya sekedar syahadat, shalat, zakat, haji. Untuk menjadi umat yang besar haruslah nail, mnasuk ke dunia mind, geest, sprit, the world of mind.

Bangsa badut

Di atas pentas, panggung tampil badut-badut dari berbagai kalangan. Ada dari kalangan politisi, pejabat, aparat, teknokrat, ekonom, muballigh, da'i dan lain-lain.

Penonton, pemirsa dari semua lapisan asyik, senang dengan aksi, atraksi, lawakan, lelucon yang dibawakan oleh para badut-badut tersebut.

Bangsa ini memang bangsa badut. Deman dengan lawakan, lelucon, akrobatik, humor. Tak suka dengan yang serius. Tak suka dengan kritik. Tak suka dikritik dan mengkritik. Tak suka dikoreksi dan mengkoreksis. Pokoknya suasana hati lega, tak punya beban.

(Asrir BKS1010220600 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Pengkhianatan terhadap Islam

Dulu menjelang pemilu berkumandang suara, seruan, himbauan agar memilih caleg Muslim dan tidak memilih caleg non-Muslim, agar memilih parpol berbasis Islam dan tidak memilih parpol non-Islam. Namun semuanya berkhianat terhadap Islam, sama sekali tak peduli dengan aspirasi Islam, tak memperjuangkan aspirasi umat Islam. Quo Vadis parpol bernuansa Islam ?

(Asrir BKS1010110630 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Kekacauan terminologi

Kondisi dikacaukan dengan situasi. Kondisi keadaan di dalam Situasi keadaan di luar.

Kewajiban dikacaukan dengan tanggungjawab. Kewajiban adalah tugas yang harus dilakukan oleh yang dipimpin. Tanggungjawab adalah tugas yang harus dipikul leh yang memimpin.

Sunat dikacaukan dengan sunnah. Sunnat adalah terminologi fiqih, berupa anjuran. Sunnah adalah terminologi mushthalah.

(BKS1011040800)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home