जंगन हिदुप्कन लगी असास Tunggal
Catatan serbaneka asrir pasir
Jangan hidupkan lagi Asas Tunggal
Janganlah berusaha untuk mengungkit, membangkit, menghidupkan kembali Asas Tunggal, dengan dalih apa pun. Biarkanlah semuanya di kuburnya. Tak usahlah mengkuduskan, mengkultuskan, mengkeramatkan kuburan Sukarnoisme, Suhartoisme, Jawamisme, Asas Tunggal, PMP, P4. Ucapkanlah sayonara, aufwidersehen, selamat tinggal pada semuanaya itu.
Waspadalah. “Politik adalah ajang siasat. Berbagai pihak saling intai kesempatan ambil posisi. Kelemahan bangsa yang pelupa dimanfa’atkan mereka yang cerdik. Apalagi kini angin kebimbangan tengah mengombang-ambingkan orang-orang yang separuh putus asa dari berbagai lapisan masyarakat” (Kurnia JR : ‘Patriot”, KOMPAS, Sabtu, 21 Juni 2011, hal 7, Opini).
“Mengorbankan rakyat adalah wajah demokrasi kita yang diselimuti politik uang. Pemerintah bukan lagi abdi rakyat, melainkan berubah jadi bandit atau perpanjangan tangan pengusaha. Kesejahteraan rakyat terbengkalai” (Ferdy Hasima : Pengusaha dan Penguasa Lokal”, idem).
NKRI (Negara Kleptokrasi Republik Indonesia) ini dientuk oleh warisan peninggalan pendatang. Pendatang dari India, dari Arab, dari Cina, dari Portugis, dari Belanda, dari Inggeris, dari Jepang, dari Amerika, dari Rusia, dari mana-mana (Simak Sutan Takdir Alisyahbana, dalam “Polemik Kebudayaan).
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS1106261800)
Labels: कातातन serbaneka
0 Comments:
Post a Comment
<< Home