Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Friday, July 29, 2011

रेफोर्मासी opportunis

catatan serbaneka asrir pasir

Reformasi Opportunis

Jum’at pagi 22 Mei 1998, tak sampai dua puluh empat jam BJ Habibie dilantik jadi Presiden RI, ribuan massa pendukung Presiden BJ Habibie dari 43 ormas dan lembaga dakwah Islam, sperti GPI, HMI, PII, Pemuhammadiyah, DDII, KISDI, BKSPPI, BKPRMI, BAKOMUBIN, BKMT, Pemuda Masjid Cut Mutia, Badan Koordinasi Pondok Pesantren Indonesia, Badan Koordinasi Muballigh Indonesia, Gerakan Pemuda Anshor, Gerakan Pemuda Islam Indonsia, dan lain-lain yang tergabung dalam KUIRK (Komite Umat Islam untuk Reformasi Konstitusional), dibawah pimpinan Ahmad Sumargono SE, Ketua Pelaksana Harian KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) bersama Toto Tasmara, KH Anwar Sanusi, KH Ahmad Kholil Ridwan (BKSPPI), Fadly Zon (dari GPI), H Yazid Salman (Ketua Yayasan Pedagang Muslim Sukabumi), medatangi Gedung MPR/DPR yang selama hamper sepekan terakhir “dikuasai” ribuan mahasiswa yang juga menuntut Habibie mundur karena dianggap masih merupakan bagian dari rezim Soeharto.

Massa di kompleks Gedung MPR/DPR terbagi dua. Satu, kubu mahasiswa yang menginginkan dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR, menolak penyerahan kekuasaan kepada BJ Habibie. Kedua, massa yang mendukung BJ Habibie sebagai Presiden RI. KUIRK merasa perlu menyuaran dukungannya kepada figure BJ Habibie (yang belum tentu konsisten dengan perjuangan reformasi) dengan label “reformasi konstitusional, karena di tengah masyarakat berkembang keinginan yang bertentangan dengan proses konstitusional ? Dar mana KUIRK mendapat informasi tentang itu ? Reformasi yang mendesak Pak Harto jelas tak konstitusional, dan akan menimbulkan dampak yang juga tak konstitusional. Apakah pendukung reformasi damai dinilai inkonstitusional ?

Sungguh mengagumkan begitu ceatnya KUIRK mampu menggalang kekuatan 43 orang menyamakan visi dan persepsinya serta menggerakkan massanya. Apakah aksi KUIRK ini dipicu/disulut oleh sebagian mahasiswa yang beberapa hari sebelumnya juga ambil bagian “menduduki” Gedung MPR/DPR tapi merasa kecewa/tak puas karena mahasiswa yang masih berada dalam gedung MPR/DPR juga menuntut pengunduran diri Habibie ?

Kenapa KUIRK begitu bersemangat menduduki gedng MPR/DPR yang sejak 18 Mei 1998 telah didudki mahasiswa ? Kenapa KUIRK tidak menggunakn halaman gedung MPR/DPR yang begitu untuk menggelar ajang mimbar bebas ? Kenapa dukungan terhadap BJ Habibie tidak dilakukan saja melalui iklan dalam berbagai media cetak dan elektronik, seperti yang dilakukan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan HZB Palaguna bersama Ketua DPRnya HM Amin Syam ? (REPUBLIKA, Sabtu, 23 Mei 1998, hal 7).

Selepas shalat Jum’at KUIRK bergerak menuju ke depan kompleks, ke arah mahasiswa, mendesak dan berusaha menembus kerumunan mahasiswa, sehingga terjadi suasana yang sangat panas, sampai-sampai Ahmad Sumargono dipangul-panggul sejumlah mahasiswa. KUIRK berhasil menguasa tangga kea rah gedung MPR/DPR.

Aksi itu sempat mebuat panic, kocar-kacir para mahasiswa dan wartawan. Siapa sebenarnya yang memelopori menggerakkan KUIRK itu ? Apakah setuju bahwa “merebut dengan paksa mimbar yang telah digunkan mahasiswa adalah perbuatan yang menodai kesucian ajaran Islam” ?

Ataukah harus disadari bahwa “gedung MPR/DPR merupakan milik bersama seluruh lapisan masyarakat, karena itu semua bebas menyarakan pendapat dan aspirasinya”. Benarkah ? Kemana saja selama ini ? Sejaka apan KUIRK merasa bebas menyuarakan pendapat dan aspirasinya di Gedung MPR/DPR ? Yang dilakukan KUIRK itu apakah konstitusional ?

(Simak KOMPAS, 23 Mei 1998, hal 5, Ribuan mahasswa Tinggalkan Gedung MPR/DPR; REPUBLIKA, 4 Juni 1998, hal 6, Surat C Kurniawan SH; Jum’at, 5 Juni 1998, al 6, Surat Ahmad Smargono; http://www.indopubs.com/archives/0172.html, Mon, 1 Jun 1998 16:04.46-0600[MDT], “Mereka Mendompleng Arus Reformasi”).

(Semoga umat Islam tak terjatuh dua kali pada lobang yang sama. Senantiasa waspada terhadap kaum opportunis, agar tak lagi jadi alat/kendaraan kaum opportunis).

(written by sicumpaz@gmail.com)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home