Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Thursday, July 08, 2010

Dari Dakwah ke Jihad


Da’wah wal Jihad

Da’wah wal Jihad


Strategi musuh
Strategi operasional Ziois Yahudi menguasai dunia di bawah komando iblis la’natullah menggunakan cara-cara : countrary, heteredox, radicals, terroris, premanis, competitive, conflict, pluralis, reformis, irrational.

Ustadz Sulaiman Zachawerus dalam “Kumpulan Materi Kajian” menyebutkan bahwa strategi musuh Islam di bawah komando iblis la’natllah untukmenghancurkan Islam dalam “Alhazwu alFikri” menggunakan cara-cara tasykik (peraguan), tasywih (pengaburan, degradasi), tadzwib (pelarutan, pencampuran), targhib (pembaratan).

Pada aksi pemurtadan juga dilakukan dengan menggunakan rayuan/godaan kemewahan duniawi dengan memasang jerat/perangkap, menyebar jarring, menebar umpan. Bentuknya bias berupa pengobatan gratis, pembagian sembako, bea siswa, bantuan modal usaha, dan santunan social lain (Simak antara lain SYI’AR ISLAM, Edisi X, Februari 2009, halaman 16).

Problem umat
Mengenai situasi kondisi sosial ekonomi politik umat Islam, juga dapat disimak dalam “Islam di antara kebodohan ummat dan kelemahan ulama”, karya Abdul Qadir Audah, terbitan Media Dakwah, Jakarta, 1985.

“Cinta dunia dan takut mati” adalah “enggan bertemu dengan Allah” (Simak antara lain Tarjamah “Riadhus Shalhin” Imam Nawawi, jilid II, terbitan AlMa’arif Bandung, 1983, halaman 625, hadis 41).

Perpecahan umat (dam ideology dan politik) adalah penghalang turunnya pertolongan Allah. Sunnatullah menetakan bahwa yang kuat mengalakan yang lemah. Allah lebih mengasihi mukmin yang kuat dari pada mukmin ang lemah (Simak HR Muslin dari Tsauban tentang Qada dan Qadar, antara lain dalam “Zaadul Ma’ad” Ibnul Qaiyim, jilid I, hal 90; “Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik” oleh uhammad bin Abdul Wahhab, terbitan Bina Ilmu Surabaya, 1984; dan HR Ahmad dalam “Tafsir Ibnu Katsir”, jilid II, halaman 144).

Akibat kebodohan umat dan kelemahan ulama, maka muncullah Islam Moderat, Islam Liberal, Islam Aktual, Islam Realitas, Islam Pluralitas, Islam Modernisme, firqah-firqah pecundang. Untuk memahami hujjah para firqah pecundang (penolak Hukum Allah) apat dismak antara lain pada Dialog Pemikiran antara Iblis dan Malakat tentang Qadha dan Qadar di dalam “AlMihal wan Nihal” Syahrastani pada “Aluqaddamah AtsTsalitsah”).

Mengenai keberhasilan iblis laknatullah menjerumuskan Barshisha dapat pla disimak dalam “Tafsir AlQr:an” oleh Ibnu Katsir, tertitan AtTaufiqiyah, juzuk IV, alaman 341, re tafsiran QS Hasyar ayat 16).
Aksi dakwah
Menurut Zachawerus dalammenghadapi strategi musuh Islam tersebut hanya ada satu cara, yaitu dengan dakwah, bukan dengan yang lain. Kejayaan Islam hanya bisa dicapai dengan bertekun dalam da’wah. Konsep kejuangan apapun yang tidak mengacu kepada Islam, seau berakhir dengan panen kegagalan.

Da’wah melalui tahapan pengasasan (ta’sis), perubaan dan pengkohan. Dalam tahap pengasasan, ditanamkan AlAqidah AshShalihah, prnsip-prnsip dari slam, polapikir Islam, pembinaan kepribadian Islam, pembinaan jama’ah Islamiyah. Kesulitan terberat dalam tahapan pengasasan ini adalah menghindari bentrokan/konfrontasi dengan musuh da’wah, bersabar menghadapi ujian da’wah. Mat Islam gampang/mudah terpancing/terprovokasi ke dalam konfrontasi fisik dengan musuh da’wah dengan alas an nahi ‘anil munkar dengan menggunaan kekuatan tangan. Umat Islam hanya sempat berkutat dalam tahapan pengasasan, dan belum sempat bergerak ke dam tahapan perubahan dan pengokohan.

Da’i yang diharapkan adalah da’i yang menjadkan Rasulullah saw sebaga uswah hasanah dalam seluruh aspek kehidupannya (Simak antara lain Dr Musthafa asSiba’I : “Sari Sejarah Dan Perjangan Rasulullah saw”, terbitan Media Dakwah Jakarta, 1983). Sosok yang menghidupi dakwa, yang mengorbankan hidupnya (ilmunya, tenaganya, hartanya, pemkirannya) untk dakwah, dan bukan yang diidpi oleh dakwah; yang bja, terampil, berwibawa melakukan perubahan dari jahili ke islai, dari sirik ke tauhid, dari kafir ke iman, dari nifaq ke istiqamah, dari maksiat ke ta’at, dari haram ke halal, dari jorok ke bersih. Bersih aqidahnya, akhlaqnya, ibadanya, muamalahnya, politiknya, ekonominya, sosianya, budayamya, pola pikirnya. Mulai dari diri sendiri. Ibda bi nafsik.

Dakwah itu bersifat situasional/kondisional. Ada kalanya menggunaan senjata sabar, menghindari konfrontasi fisik dengan musuh dakwah. Ada kalanya menggunakan senjata hijrah, menyingkir ke tempat yang lebih baik bagi dakwah. Dan adakaanya mengguakan senjata jihad, menggunakan kekuatan fisik untuk menghadapi konfrontasi frontal. Namun di mana pun kini tak seorang rakyat pun yang dibenarkan memiliki senjata tempur selain dari pasukan pertahanan dan keamanan.

Masih dalam tahapan pengasasan, umat Islam perlu menggagas suatu “Ma’had Da’wah wal Jihad” untuk mask ke dalam tahapan perubahan dan pengokohan. Memperjuangkan Islam secara strktural, menghadapi pemurtadan dan kemaksiatan dengan memberkan rekomendasi keada pemerntah, apalagi yang anti Hukm Islam, bukanlah perjuangan yang mengacu pada Islam. Terhadap yang bukan Islam, apalagi yang anti Islam, hanya dibenaran mengikat peranjian secara tertulis (bai’ah).

Ragam dakwah
Hizbut Tahrir merumuskan tahapan da’wahnya sebagai berikut : Tahapan pembinaan dan pengkaderan (pertarungan, pergolakan pemikiran). Tahapan interaksi dengan umat (revolusi berpikit), Tahapan pengalihan kekuasaan (melalui umat, geraan massa). Sedangkan Ikhwanul Muslimun merumuskan tahapan da’wahnya sebagai berikut : Pembinaan Pribadi Islam, umah Tauhid (Keluarga Islam), Masyarakat Islam, Negara Islam, Dunia Islam, Khilafah Islamiyah (Simak antara lain RISALAH ALJAMAAH, No.07/Th.II/2000, halaman 13, “Gerakan Menuju Khilafah”).

Darul Islam merumuskan tahapan da’wahnya sebagai berikut : Pertama mendidik rayat agar menjadi warga Negara Islam. Kedua memberikan penerangan bahwa slam tidak bisa dimemenangkan dengan Plebesit/Referendum/Pemilu. Ketiga Membentu daerah basis. Keempat memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia. Kelima emperuat Negara Islam Indonesia ke dalam dan ke luar. Keeam membantu perjuangan di Negara-negara lain. Ketjuh bersama begara-negara Islam yanglain membentuk Dewan Imamah Dunia untuk memilih seorang Khalifah, agar tegak Khilafah “Negara Karunia Allah” di muka bumi” (DARUL ISLAM, No.2, Tahun II, 12 Agustus 2001, halaman 61-63, Kolom :”Imam Kartsoewirjo dan Revolusi Islam”, oleh AlChaidar).

AlQaidah merumuskan tahapan da’wahnya sebagai berikut : Pertama fase penyadaran. Kedua fase perubahan. Ketiga fase kebangkitan. Keempat fase pemulihan. Kelima fase proklamasi Daulah Islamiyah. Keenam fase konrontasi total. Ketujuh fase fathun mubin (Fahmi Suwaid : “Master 2020 : Strategi AlQada Menjebak Amerika”, 2008:33-34).

Untuk menentukan strategi, aksi yang harus dilakukan umat Islam, maka terlebih dulu haruslah melakukan kajian analisa situasi kondisi tentang kekatan dan kelemahan umat Islam sendiri serta kesempatan dan rintangan yang akan dihadapinya (Simak antara lain INTHILAQ, No.3/Th.II, 4 Maret 1994, halaman 23-24; SUARA MASJID, Nomor 162, Maret 1988, halaman 31-56, “Dialog tentang Ghazwul Fikri”;”Pengantar Memahami AlGhazw AlFikr: karya Abu Ridha, terbitan AlIshaly Press Jakarta, 1993; “Kemerosotan Umat Isam dan Upaya Pembangkitannya” oleh Abul A’la Maududi, terbitan Pustaka bandung, 1984).

(Asrir BKS1007091330)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home