Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Monday, August 09, 2010

Mencari Islam yang hidup yang menghidupkan


Mencari Islam yang hidup yang menghidupkan

Islam yang bergelora, yang berkobar-kobar di dada. Islam yang menggerakkan, mendorong aktivitas untuk melaksanakan, menyebarkan kebakan ke se antero bumi (amal saleh, hasan, makruf, khair, birr) dan mencegah-tangkal keburukan (amal su:u, munkar, syaar, fajir, maksiat).

Islam itu bagaikan udara (oxygen) yang menghidupkan manusia (jiwanya). Anpa Islam, manusia tak bernyawa. Alirka Islam itu ke seluruh pembuluh kehidupan. “Wahai orang yang beriman. Sambutlah panggilan Allah dan RasulNya, apabila ia mengajak kamu kepada apa-apa yang menghidupkan kamu” (QS 8:24).

Isla itu agama peradabaqn, merubah manusia dari biadab ke beradab. Islam meletakkan bat pertama bagi kehidupan dan kemajuan (peradaban) ialah kemerdekaan jiwa manusia sendiri. Kemerdeaan dari ketakutan keada yang ta perlu dan tak pantas ditakuti. Yang pantas ditakuti hanyalah Allah Yang Maha Kuasa. Kebebasan dari penyembahan, pemujaan kepada ang selain Allah. Hanyalah Allah ang pantas disembah, dpuja. Yang pantas dipatuhi aturannya hanyalah Allah Yang Maha Kuasa. Pengabdian kepada Allah (ibadah yang tuus) merupakan sumber kekatan, keungglan (Simak antara lain M Natsir : “Fiqhud Dakwah”, Ramadhani, Semarang, 1981:33-31; dan simak juga Mushthafa alGhalayainy: AlIslam Ruh alMadaniyah”, AlWafa:a, Beiruet, 1935).

Sukarno ketika jadi Presiden RI pernah menyatakan dam pidatonya tahun 1964 bahwa ia telah melanglang buana ke dalam “the world of the mind”, dan menemukan bahwa Islam it6u adalah agama universal, dapat diterapkan di mana saja di muka bumi ini (Simak pidato Sukarno berjudul “Temukan Kembali Api Islam”, terbitan Deppen RI, No.354). Namun saangnya Skarno tak pernah berupaya menerakan Islam itu d Negara Republik Indnesia ini. Sukarno lebih menyukai gado-gado Pacasila (Humanisme, nasionalisme, Demokratisme, Sosialisme, Theisme) yang dia pusngut dari pemikiran Barat/Eropa.

Islam yang hidup, yang menghidupkan. Makrifatullah, mahabbatullah, ruhulIslam mendorong, menggerakkan pemeluknya ke taraf orang-orang saleh, menjelajah dunia ke segenap penjuru seraya mengajak dunia memeluk Islam. Jiwa merdeka tak gentar akan ancaman maut, sap menceburkan diri ke dalam kancah jihad f sabilillah. Semua dilakkan hanya semata-mata mengharap ridha Allah, bukan mengharapkan ridha manusia, bukan mengharapan popularitas diri bukan mengharapkan predkat pahlawan, dan lain-lain (Simak antara lain Prof H Bahrum Rangkuti : “AlQur:an, Sejara dan Kebudayaan”, Bulan Bintang, akarta, 1977:31-32; dari Fadlu Muhammad : “Les Tressors Spirituels”, Mauritius, The Muslim Association, 1964:10).

(Asrir BKS1008090630)




Ibadah membentuk kejujuran

Ada alanya shalat kita batal. Yang tahu hanya kita sendiri. Orang lain ta tahu. Namun kita akan mengulangi shalat kita ang batal itu, meskpun orang lain tak taku penyebab kebatalannya. Ha ini karena ada kejujuran dalam diri.

Ketika puasa, adakalanya kita punya kesemepatan untuk makan, minum atau bercampur dengan isteri/suami, namun kita ta melakukannya, meskipun orang lain tak ada yang tahu, tak menyaksikannya. Hal ini karena ada kejujuran dalam diri.

Ketika berihram (haji atau umrah), adakalanya kita punya kesempatan menangkap hewan buruan, namun kita tak melakukannya, meskipun orang lain tak adayang melihatnya. Sematamata hanya karena takut melanggar aturan Allah, karena percaya bahwa Allah tetap melihatnya. Hal ini karena ada kejujuran dalam diri.

Dalam perlawatannya ke Amerka sekitar tahun 1952, Hamka (ketika itu baru bersia 44 tahun) ketika menginap di sebuah hotel di Denver ditawari seorang perempuan muda untuk menemani tidurnya, namun Hamka menolaknya, meskipun tak akan ada orang lain yang tahu. Hal ini karena ada kejujuran dalam diri (Simak antara ain Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar:, juzuk VII, Panji Masyarakat, 1982:62-63; juzu XXI, Pustaka Panjimas, 1982:5-6).

Kejujuran dalam terminology Islam adalah amanah. Lawannya adalah khianat, curang. Jujur adalah sifat terpuji. Lebih terpuji lagi pada penguasa Penguasa yang jujur itulah yang jadi idaman masyaraat beradab.

(Asrir BKS1008070600)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home