Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Monday, July 12, 2010

Legalitas kebebasan seks dalam agama rekayasa

Legalitas kebebasan seks dalam agama rekayasa

Baik dulu, mapun kini, baik di kalangan politisi, strategi, seleberiti, mau pun fesyen, tercatat sejumlah tokoh-idola yang berperilaku Gay (homo, lesbi, biseks). Mereka menghendaki kebebasan hubungan seks sebebasnya, tanpa batas, tanpa kendali, tanpa control. Hidup sebagai manusia hewani (manusia kurang ajar). Bahkan tuntutan kebebasan yang sama sekali tak rasional (irrasional) ini, malah gencar di tengah masyarakat yang sering dianggap paling rasional.

Meskipun ‘Tidak ada tempat di AlKitab bagi semua kegiatan seks di luar nikah”, namun frekuensi free seks (perbuatan kurang ajar) semakin meningkat. Kompleksitas seksual ini sering terjadei di lingkngan kewiraan, seperti akademi militer (Tabloid BERITA BUANA MINGGU, 16 Agustus 1998, halaman 3), juga di pondok (MATRA, 6 April 1990).

Meskipun pusat-pusat studi agama bermunculan, buku-buku dan jurnal keagamaan diterbitkan secara rutin, namun keyakinan dan praktek keagamaan semakin menipis. Kenapa ? Apa tak ada metoda dakwah yang efektif ? Yang subur adalah “pseudo religion”, cultic religious” yang termasuk ke dalam New Religion Movement, agama anak muda, agama rekayasa (KOMPAS, 19 April 1997, halaman 4-5,; FOKUS, 8 Maret 1994, halaman 16, TEMPO, 31 Maret 1973, halaman 37).

“Cultic religious” di dunia Muslim bisa muncul dengan kehadiran “Imam Mahdi” (KIBLAT, No.19, 5-20 April 1988, halaman 28-34; Tabloid ADIL, No.49, 9-15 September 1998, haaman 30). Sema ini semula berpangkal pada doktrin pelepasan diri dari penderitaan (Sangsara, Samsara) agar terdapai nirvana (swargaloka kayangan). Dapat mencapai “Tingkat diatas manusia” (Makhluk Planet Nirvana) dengan cara meninggalkan wadah (tubuh), mulai dengan menjalani hidup membujang (selibasi) (KOMPAS, Sabtu, 29 Maret 1997, halaman 7, Applewhite, Pemimpin Sekte Pintu Surga).

Di Indonesia, ada yang namanya : Sapto Darmo, Paguyuban Sumereh, Ngelmu Sejati Cirebon, Ilmu Sejati, Agama Yakin Pancasila, Ngelmu Beja, agugyuban Pembuka dari Sorgaq, Perkumpulan Kemanusiaan, Madraisme, Kawula Warga Naluri, Agama Suci Jumlar, Budi Wisnu, ADA, Suci-Rahayu, Pangestu (Prof Dr Kamil Karapradja : “Aliran Kepercaaan dan Kebatinan di Indonesia”, 1990:75-77).

Dengan sistimatka ilmiyah diupayakan memanipulasi ayat-ayat Kitab uci untuk dapat fly mencapai swargaloka, untuk dapat mengumbar, melampiaskan dorongan bologis (nafsu hewani sebebasnya. Jadilah sepenhnya dikendalikan nafsu birahi hewani (kasih saying hewani, doctrine of love, libe, libido) Di antara tokohnya pernah terkena gangguan jiwa, berbuat sodomi dengan mahasiswanya. Di kalangan komunitas hewan, tak ada norma moral, etika, agama.

(Asrir BKS9902051300)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home