Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Saturday, October 09, 2010

Indonesia masa depan plus

Indonesia masa depan

Barangkali bentuk NKRI maa depan bisa mengacu pada bentuk negara jiran Malaysia. Kepala Negaraanya seorang Raja Diraja yang dipilih secara bergilir di antara semua raja-raja yang masih eksis di bumi Nusantara kini. Sedangkan Kepala Pemerintahannya seorang Perdana Menteri yang dipilih secara berkala tiap empat tahun. Dengan demikian raja-raja di Nusantara kini benar-benar diakui secara nasional, bukan secara lokal saja, bahkan secara faktual.

Masa jabatan Jaksa Agung dan Ketua Mahkamah Agung di Indonesia masa depan seumur hidup mengacu pada di Amerika Serikat. Silakan direnungkan positif dan negatifnya.

Bangsa pengemis

Kemana-mana naik/turun angkutan/bis kota disaksikan di dalam bis, di seputar lampu merah berjubel pengamen, pengemis.

Di tataran internasional menadahkan tangan, mengemis belas kasihan IMF, Bank Dunia, Negara Donor.

Bahkan mengemis tenaga pelatih/pemain sepakbola dari negara asing.

Bisa-bisa Kapolri, Jaksa Agung, Ketua KPK, Ketua Komisi Yudisial dan lain-lain diimpor dari negara-negara maju.

Sungguh sangat memprihatinkan jadi bangsa pengemis, bangsa peminta-minta, bangsa jajahan modern.

Bangsa preman

Kita ini belum siap berbhineka, berdemokrasi, Kita ini hobi dengan arogansi, agitasi, provokasi, intimidasi. Kita alergi terhadap adu argumentasi, diskusi, dialog. Dengan kasat mata di mana-mana disaksikan tawuran, konflik horizontal/vertikal, konflik berbau sara/darah, saling bakuhantam.

Saling bakuhantam antara warga pendatang dan warga lokal. Bisa disebabkan oleh karena arogansi kelompok, bisa karena kesenjangan sosial, ketiadaan keadilan sosial-ekonomi-politik.

Bahkan di tingkat elite pun segala sesuatu tampak wajar diselesaikan dengan adu otot, adu jotos, bukan dengan aduj argumentasi, diskusi, dialog, musyawarah, mufakat.

Di mana-mana yang seharusnya mengambil tanggungjawab adalah komandan, pemimpin, dan bukan malah dialihkan kepada prajurit, rakyat.



RMS piaraan Belanda
Memenuhi tuntutan/ancaman Indonesia Timur pada 1945 bagaikan menyisakan RMS sebagai kerikil dalam sepatu. Demi hubungan baik, seharusnya Belanda tak memelihara RMS dan juga harus mengakui 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia.

(Asrir BKS1010060900 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Si Masinis Menangis

Siapa yang bertanggung jawab mengontrol kerja masinis ? Siapa yang bertanggungjawab mengontrol kinerja Menteri BUMN, Menteri Perubungan. Bagaimana sistem pengontrolan aktivitas perkeretaapian ? Siapa yang bertnggungjawab atas kesalahan sistem ?

(Asrir BKS1010030800 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Kebebasan beragama menurut Islam

Dalam urusan agama, keyakinan, kepercayaan, paham, kebaktian, peribadatan, semuanya bebas, merdeka. "Tak ada paksaan dalam agama". "Yang mau beriman silakan, yang mau kafir silakan".

Namun sama sekali tak bebas mencela, mencerca, mencaci, memaki Tuhan, Nabi/Rasul, Kitab Suci, Agama. Tak bebas mengejek, merobek, menginjak, mengencingi Kitab Suci. Tak bebas mengacau, menista, menodai agama. Tak bebas memaksa, Merubah keyakinan secara paksa. Dakwah, misi, zending hanya dibenarkan tanpa pemaksaan, tanpa iming-iming duniawi, tanpa manipulasi, tanpa rekayasa, tanpa kecurangan. Tak ada kebebasan merusak, mengacau.

(Asrir NKS1010030615 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Terminologi teroris

Beda pendapat terjadi karena beda sudut pandang. Ada yang memandang situasi kini Darulharbi. Dan yang lain memandang bukan. Menurut harapan (das Sollen) Islam itu satu, tapi menurut kenyataan (das Sein) Islam itu brmacam ragam (bisa-bisa 73 firqah). Islam it satu, wajah Islam itu banyak.

Yang membunuh dan yang terbunuh bisa masuk surga tergantung nit, motivasinya. Menumpahkan darah dalam jihad adalah salah satu bentuk rahmatan lil'alamin.
Silakan simak juga ”Teroris dan Pencegahannya”dihttp://sikumpas.blogspot.com/2010/03siapa-yang teroris.html.

sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com

Terminologi jahiliyah

Dikemkakan bahwa terminologi jahiliyah dalam bdang hukum dan bidang politik/tatanegara adalah liar, barbar, anarkis, keos, tanpa aturan, hukum rimba.

”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki” (QS 5:50). Dipahami agar tak melaksanakan hukum rimba, hukum homo homini lupus, hukum exploitation de l’home oar lhome.

”Sesungguhnya siapa yang keluar dari pemerintahan, walau sekedar satu jengkal, kemudian ia mati, mati dalam jahiliyah” (HR Bukhari, Muslim dari Ibnu Abbas, dalam ”Diadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal ”Wajib Ta’at pemerntah dalam hal yang bukan maksiat”). Dipahami terlarang merusak tatanan bernegara yang teratur rapi.

Menghormti kehormatan

Wanita dimuliakn, dihormati, dihargai karena ia memuliakan, menghormati, menghargai kehormatnnya. Bila wanita sudah tak memuliakan, menghormati,menghargai kehormaatnnya, maka ia sebenarnya tak layak lagi dimuliakan, dihormati, dihargai.
Bentuk, wujud dari tak memuliakan, tak menghormati, tak menghargai kehormatan bisa berupa menjual kehormatan, melacurkan diri, membuka pintu zina, membuka pelacuran/prostitusi. Bentuk, wujud pintu zina, pintu pelacuran/prostitusi bisa berupa memperlihatkan, menampakkan aurat, sexappeal, bagian tubuh yang dapat merangsang, mengundang birahi libido.
Emansipasi sebenarnya tak peduli dengan kemulian, kehormatn wanita. Emansipasi bertumpu pada kebebasan. Bebas berbuat seglanya tanpa batas.
(Asrir BKS11009210630 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Hilangnya kepercayaan

Siapa yang dapat dipercayai masa kini ? Apakah politisi, parpol, aparat, pejabat, eksekutif, legislatif, yudikatif, muballigh, da’i ? Semuanya bicara tentang kepentingan rakyat, kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat. Namun aktivitasnya hanya untuk kepentingan diri, keluarga, kolega. Semuanya mengatasnamakan rakyat. Siapa yang mau mengorbankan kepentingan diri, keluarga, kolega untuk kepentingan rakyat, kemakmuran rakyat ?
Sikap, sifat hipokrit, munafik sudah membudaya, sudah menjalari diri, sudah dianggap wajar. Semuanya bermuka seribu. Semuanya memakai topeng, kedok, masker. Tak ditemukan lagi yang bisa dipercayai, yang benar-benar bersedia mengorbankan kepentingn diri, keluarga, kolega untuk kepentingan rakyat, kemakmuran rakyat. Rakyat hanya sebagai objek, bukan sebagai subjek.
Siapa yang berni hidup zuhud, qana’ah, wara’, yang berani memanfa’atkan kekayaannya untuk kepentingn rakyat bnyak, yang berani hidup sederhana demi untuk kepentingn rakyat banyak. Mereka inilah yang bisa dipercayai menangani masalah rakyat. Mereka inilah yang tak mau terikat dengan system keprotokoleran.
(Asrir BKS1010050645 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com)

Sudut pandang

Pemahaman seseorang terhadap sesuatu tergantung dari sudut pandangnya terhadap sesuatu itu. Sudut pandang dipengaruhi oleh berbagai factor. Antara lain oleh latar pendidikannya, baik formal maupun non-formal. Oleh hal-hal yang ia saksikan, baik melalui mata, maupu melalui telinga, baik berupa bacaan, siaran-tayangan televise-radio. Oleh pengalaman, baik yang menyenangkan, maupun yang menyedihkan ((Simak antara lain TABLIGH, Vol.4, No.02/15 Mei-15 Juni 2006, hal 25 “Dakwah Kultural Muhammadiyah”, oleh Drs Syamsul Hidayat MA).

Karena berbeda pendidikan, pengalaman, pengamatan, maka berbeda pula pemahaman tentang situasi masa ini. Ada yang memandang bahwa situasi kini adalah situasi damai, situasi aman, situasi untuk amar bil makruf. Selaiknya ada yang memandang bahwa situasi kini adalah situasi perang (darul harbi), situasi untuk nahi ‘anil munkar. Dengan menggunakan kacamata globalisasi, geopolitik, tampak nyata bahwa di mana-mana di dunia ini umat Islam diteror secara sistimatis, umat Islam jadi sasaran terror dari musuh-musuh Islam, baik musuh yang terang-terangan, maupun musuh yang sembunyi-sembunyi. Dunia ini adalah dunia perang, baik secara idiologis-akidah, mau pun secara fisik-qithal. Sudut padang tak dapat dinafikan, tak dapat dinegasikan oleh sudut pandang lain.

Ada yang memandang bahwa hanya boleh menyerang, membunuh orang kafir yang berdomisili di daerah konflik. Daerah konflik merupakan Darul Harbi, daerah perang. Ada pula yang memandang bahwa boleh menyerang, membunuh orang kafir yang aktif mendukung aktivitas yang menghina, mengejek, mencacimaki, melecehkan Islam, Nabi Muhammad, Kitab Suci AlQur:an. Seluruh dunia di bawah kendali Anglo Sakson berada dalam situasi Darul Harbi, situasi perang.

(Asrir BKS1008300515 written by sicumpaz@gmail.com)


Jaman sudah berubah bung !

Ketika ada pihak yang menginginkan kembali ke UUD-45 versi asli dan Pancasla, maka ada pihak lain yang mendukung UUD-45 yang telah diamandemen. Alasannya konstitusi bukan kitab suci. Jaman berubah, konstitusi di manamana di dunia membuka peluang diamandeen.

Ketika ada pihak ang mengingikan sistim pendidikan pada era parlementer, yang serba bebas, demokratis, yang serba beragama, maka ada pihak lain yang mempertahankan sistim penddikan pada era presidensial, yang serta tak bebas, uniform, yang serba seragam.

Ketika ada pihak yang menginginkan teganya embali pola tatanegara, tataniaga kekhilafahan, yang merakyat, maka ada pihak yang mempertankan pola tatanegara, tataniaga jaili sekuler, yang materialis-kapitalis. Alasannya jaman berputar. Yang sudah terjadi tak dapat dimusnahkan. Pola tatanegara jahili sekuler tak dapat dirbah mejad pola tatanegara islami. Pola tataniaga jahii sekuler tak dapat dirubah menjadi tataniaga islami. Lembaga ribawi-bank tak dapat dirubah menjadi lembaga sadaqah-inffaq. Tata budaya, tata busana, media informasi tak dapat diolah menjadi islami.

Sayyid Quthb sejalan dengan imannya sangat optimis bahwa kehidupan yang islamis akan tercipta di Negara-negara Islam. Ia juga jakin terhadap kecocokan Islam sebagai suatu system yang mampu mengatur dunia, bahwa upaya mewujudkan kembali system masyarakat Islam bukanah suatu kemustahilan (“Keadlan Sosia dalam Islam”, Pustaka, bandung, 1994:339-341). Khilafah (Pan-Islamisme ?) dalam pandangan Hadji Agus Salim hanyalah impian, yang sama sekali tidak realistis (Simak PEDOMAN MASYARAKAT, No.9, Th.IV, 2 Februari 1938; No.6, Th.IV, 12 Januari 1938).

Mengacu kepada “Islam di Smpang Jalan” nya Leopod Weiss (Mammad Asad) menyimpulkan bahwa jiwa orang-orang Eropa saat ini sama seali tdak cocok untuk menerima ajaran-ajaran Islam. Dibutuhkan beberapa generasi lagi di mana Barat mau menyebarkan semangat Islam ke segenap penjur ( idem, 1994:347-348)

(Asrir BKS1008250930)


Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Islam di Indonesia
Taloid MEDIA UMAT diterbitkan oleh “Pusat Kajian Islam dan Peradaban”. Diharapkan Penerbit dapat pula menerbitkan buku hasil kajian tentang “Gerakan Keagamaan dan Pemikiran Islam di Indonesia”. Lembaga Pengkajian WAMY, tahun 1993 telah menerbitkan buku ‘Gerakan Pengkajian dan Pemikiran”, yang antara lain tentang Hizb alTahrir, Jama’ah Tabligh, Jama’at Islami, alIkhwan alMuslimun. Sekilas SABILI, No.27, 11 Juli 2002 menyajikan tentang Jama’ah alMuslimun (Hizbullah) yang diprakarsai Wali alFattah.
Juga diharapkan Penerbit dapat menerbitkan buku hasil kajian tentang “Karya Monumental Umat Islam Indonesia selang waktu 1900-2000” di bidang social dan sains dalam mengupayakan bangkitnya kembali Peradaban Islam.
Kebangkitan Peradaban Islam
Syi’ar Islam, Edisi XXI, Januari 2010, antara lain menyajikan bahwa Peradaban Islam pasti bangkit kembali di masa yang akan dating, dalam rentang waktu yang cukuplama. Ekspektasi demikian wajar-wajar saja. Seyogianya ditopang dengan anlisa data historis masakini.
Pada rentang waktu 1900-2000 di Indonesia (yang mayoritas Islam) dan di Timur Tengah dan di Dunia Islamlainnya sama sekali takpernah munculkarya monumental, baik di bidang social,maupun di bidaang teknologi. Takpernah muncul sosok semacam Keynes di bidang social, Bill Gates di bidang sains. Apakah memang benar teori Stoddaard bahwa keunggulan itu hanya pada Nordis.
Dakwah dan Da’i
Dibutuhkan dakwah actual, factual, yang mengatasi problem yang terjadi di masyarakat, yang menyentuh pada seruan untuk tidak melakukan kejahatan structural, yang berorientasi moral sosial, yang tak menimbulkan penyakit social. Dakwah untuk menangkal tindak korupsi, rentenir, vrij omgang, pergaulan bebas, aborsi, perdagangan anak, untuk meninggalkan dan menanggalkan system jahili-sekure.
Dibutuhkan da’i yang bersiskap mental, berperilaku wara’, tawadhu’, zuhud, qana’ah, yang meninggalkan dan menanggalkan sifat gemar tampil bersama selebriti, gemar tampil sebagai bintang iklan, gemar tampil sok alim, sok ilmiah, gemar cengengesan, cekikan, gemar terhadap yang bernuansa seksual.
Menyelesaikan perselisihan
Di berbagai masjid, setelah mengucapkan salam mengakhiri shalat Jum’at, imam segera mengimami membaca AlFatihah, Dzikir dan Do’a. Juga setelah shalat Janazah, imam segera membacakan AlFatihah danDo’a dengan jahar (suara keras), padahal tadi ketka shalat Janazah bacaannya dengan sir (suara pelan).
Pertanyaan: Hal ini, termasuk macam ikhtilaf yang mana ? Apakah merujk pada AlQr:an, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istihsan, Qaul Shahabat, Marsalah mursalah, Fatwa Shahabat (yang ittifaq dan yang ikhitlaf), Haditrs Mursal, Hadts Dha’if ? Apakah ini mengacu pada Qaul Imam Malik, Abu Hanifah, Syafi’I, Amad bin Hambal ?
Pengadilan di dunia dan pengadilan di akhirat
Dalam QS 9:29 disebutkan “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan alKitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”..
Dalam QS 22:69 disebutkan “Allah akan mengadli di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya”.
Atasan dan bawahan
AH Nasution dalam bukunya “Pembangunan Moral, Inti Pembangunan Nasional” (hal 53-54) menunjuk lima ukuran keberhasilan menurut agama Islam, yaitu :
- Apakah orang yang di atas (pemimpin) memiliki kasih saying, sehingga dia tidak berani makan sebelum rakyatnya makan.
- Apakah orang yang memerintah itu menjadi pelayan (khadam) atau menjadi tuan besar bagi rakyatnya.
- Apakah orang-orang berani, orang-orang kaya, orang-orang berilmu itu mencari kesenangan, kemewanan, kepuasan ataukah pencari pengabdian, pengorbanan dan keridhaan Tuhan.
- Apakah orang-orang di atas (pemimpin) kian memperbanyak, menumpuk-numpuk kekayaan, tanpa memikirkan nasib mereka yang kian hari kian melarat, lapar dan kekurangan.
- Apakah orang-orang jahat dilindungi dan orang-orang ternaiaya dibiarkan.
(KOMPAS, Senin, 23 Oktober 1995, hal 11, ‘Pembangunan Moral Tertinggal”).
Das Sollen dan Das Sein
Secara teoritis (Das Sollen) keuangan LPS bias sja dikategorikan bukan sebagai keuangan Negara, karena LPS berupa badan hukum. Secara praktis (Das Sein) keuangan LPS bias pula dikategorian sebagai keuangan negara, karena keuangan LPS diaudit oleh akuntan public. Demikian pula halnya dengan keuangan BUMN.
Pertanyaan : LPS, BUMN apakah punya neraca ? Dalam pasiva (kredit)nya apakah ada pos stockholder, shareholder, pemegang saham, pemegang modal ? Apakah pemilik modal itu sama dengan pemilik uang ?
Anak jalanan. Tanggungjawab siapa ?
Anak jalanan, kehadirannya tidak diinginkan oleh kedua orangtuanya. Tak di-bismillah-kan. Tak diawali dengan ucapan bismillah.Kehadirannya akibat sikon social masyarakat. Terwujud secarastruktural.
Ini adalahtanggungjawan masyarakat. Tanggungjawan kebijakan Negara.Kebijakan penyelenggara. Satu kebijkan terkait dengan kebijakan lain. Masalah anak jalanan tidak berdiri sendiri. Menyangkut semua bidang kehidupan : ideology, politik, ekonomi, social, cultural, moral.
Evaluasi menyeluruh
Diperlukan evaluasi kebijakan secaramenyeluruh dari Manipol, GBHN, mana yang sudah berhasil, dan mana ang masih harus dituntaskan di bidang pertanian, industry,pertambangan,energy, pariwisata, perdagangan, koperasi, tenaga kerja, transmigrasi, lingkungan hidup, agama, pendidikan, kebudayaan, iptek, riset, kesehatan,kependudukan, perumahan, hokum,penerangan, keamanan, dan lain-lain.
(Asrir BKS1001211030 written by sicumpaz@gmail.com sicumpas.wordpress.com))

0 Comments:

Post a Comment

<< Home