Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Thursday, September 09, 2010

Jaman sudah berubah

Jaman sudah berubah (2)

Dalam slang pendapat ada yang tak setuju dengan aturan sekolah ang mewajibkan agar setiap siswa harus mempunyai pakaian seragam haran, pakaian seragam olahraga, pakaian seragam pramuka, pakaian seragam pacara, dan lain-lain. Aturan penyeragaman seperti ini dipandang sebagai upaya sistimatis mengubur semangat kebebasan, kemerdeaan, deokrasi. Semangat penyeragaman, uniformasi ditumbuh kembangkan pada era sistim presidensial. Pada era sistm parlementer setiap siswa bebas berpakaian asalkan rapi, sopan, tanpa adanya penyeragaman. Namun yang lain berpendapat, berpandangan bahwa jaman sudah berubah. Jaman terus berputar, tak pernah kembali seperti semula. Berputar, melingkar sepert semula.

Perubahan dilatarbelakangi oleh pendidikan, baik formal maupun non-formal. Oleh yang disaksikan, baik melalui mata, maupun melali telinga, baik berpa bacaan, tontonan, siaran-taangan televise-radio. Oleh pengalaman, baik yang menyenangkan mapun ang menyedhkan. Perubahan dibentuk oleh pemahaman, persepsi. Sikap, tingkah laku ditentukan, digerakkan oleh pemahaman. Pemahaman diperdapat, diperoleh dari pendidikan, pengalaman, perasaan, bacaan, tontonan, lingkungan yang meruakan pintu masuk (input gate). Pemahaman merupakan hasl keluaran (output).

Yang lebih bereran, yang lebih dominant dalam membentuk sikap, tingkah laku adalah lingkngan sisal dari pada pendidkan sekolah, mapun pendidikan di rumah (oleh orangtua). Tanpa diajak, tanpa disuruh, tanpa diperintah oleh orangtua, anak-anak di desa dulu di setiap malam Ramadan ikut berkumpul tadarusan di masjid sampa waktu sahur. Anak-ana memposisikan dir sebagai anak. Bakan mantu memposisikan diri sebagai anak. Terasa suasana yang tua dihormati, yang kecil disayangi, yang sebaya dsetaraan. Suami-isteri memposisikan pasangannya sebagai pengacara, berupaya untuk tak melukai perasaan pasangannya, tak mengungkakan aib, kekurangan, kesalahan pasangannya.

Kini jaman sudah berubah. Di setiap malam Ramadhan setelah selesai shalat witir, masjid tinggal kosong melopong, bak di kota maupun di desa. Anak, mantu sdah tak memposisikan diri lagi sebagai anak, tetapi sebagai orang asing rang lain). Suami-steri tak lagi memposisikan pasangannya sebaga pengacara, tetapi sebagai jaksa, atau sparing arter). Dulu wanita malu masuk masjid dengan buka tenda (tanpa tutup kepala). Kini wanita tak sungkan berada di masjid telanjang dada (setengah telanjang).

(Asrir BKS1009081100 written by sicumpaz@gmail.com)

Jaman sudah berubah bung !

Ketika ada pihak yang menginginkan kembali ke UUD-45 versi asli dan Pancasla, maka ada pihak lain yang mendukung UUD-45 yang telah diamandemen. Alasannya konstitusi bukan kitab suci. Jaman berubah, konstitusi di manamana di dunia membuka peluang diamandemen.

Ketika ada pihak ang mengingikan sistim pendidikan pada era parlementer, yang serba bebas, demokratis, yang serba beragama, maka ada pihak lain yang mempertahankan sistim penddikan pada era presidensial, yang serta tak bebas, uniform, yang serba seragam.

Ketika ada pihak yang menginginkan teganya embali pola tatanegara, tataniaga kekhilafahan, yang merakyat, maka ada pihak yang mempertankan pola tatanegara, tataniaga jaili sekuler, yang materialis-kapitalis. Alasannya jaman berputar. Yang sudah terjadi tak dapat dimusnahkan. Pola tatanegara jahili sekuler tak dapat dirbah mejad pola tatanegara islami. Pola tataniaga jahii sekuler tak dapat dirubah menjadi tataniaga islami. Lembaga ribawi-bank tak dapat dirubah menjadi lembaga sadaqah-inffaq. Tata budaya, tata busana, media informasi tak dapat diolah menjadi islami.

Sayyid Quthb sejalan dengan imannya sangat optimis bahwa kehidupan yang islamis akan tercipta di Negara-negara Islam. Ia juga jakin terhadap kecocokan Islam sebagai suatu system yang mampu mengatur dunia, bahwa upaya mewujudkan kembali system masyarakat Islam bukanah suatu kemustahilan (“Keadlan Sosia dalam Islam”, Pustaka, bandung, 1994:339-341).

Mengacu kepada “Islam di Smpang Jalan” nya Leopod Weiss (Mammad Asad) menyimpulkan bahwa jiwa orang-orang Eropa saat ini sama seali tdak cocok untuk menerima ajaran-ajaran Islam. Dibutuhkan beberapa generasi lagi di mana Barat mau menyebarkan semangat Islam ke segenap penjur ( idem, 1994:347-348)

(Asrir BKS1008250930)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home