Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Monday, February 21, 2011

Mengikuti sunnah meninggalkan bid'ah

Mengikuti sunnah meninggalkan bid’ah

Dalam rangka berupaya mengikuti sunnah, maka haruslah meninggalkan bid’ah. Mudah-mudahan Allah memberi taufik untuk apat mengikuti sunnah dan meninggalkan bid’ah. Hanyalah Allah Yang Maha Tahu, Yang Maha Benar, dan hanya kepada Allah bertawkkal, serta mohon prtolongan.

Di antara yang tidak disunnahkan sesudah selesai shalat wajib (shalat maktubah) adalah mengusap muka, bersalam-salaman, mengucapkan alFathah, berdzikir dengan suara keras 9jahar) dan beramai-ramai (berjama’ah) serta dikomandoi oleh imam dengan cara dan susunan dzikir yang berlebih-lebihan.

Tidak disunnahkan membaca bismillah, atau sesuatu bacaan lain (baik berupa dzikir, do’a atau shalawat) ketika akan memulai shalat, adzan, khutbah (mengucapkan salam). Juga tdak disunnatkan membaca alhamdulillah setelah selesai shalat (setelah salam), adzan, khutbah.

Juga taak disunnahkan membaca do’a setelah shalat janazah, membacakan alFatihah bagi yang meninggal, membaca allaummahdini dalam shalat subuh setelah bangkit I’tdal pada raka’at kedua, shalat idul fitri dan idhul adha di dalam masjid, kecuali kalau ada rintangan, misalnya hujan, dan lain-lain di berbagai biang ibadah.

Segolongan ulama dari pengikut mam Syafi’I menyukai bahwa imam dan makmum sesekali berdo’a bersama-sama sesudah shalat, tetapi tidak terus menerus, hanya sesekali dengan maksud mengajarkan do’a kepada jama’ah. (Prof Dr TM Hasbi ashShiddieqy : “Pedoman Shalat”, Bulan Bintang, Jakarta, 1978:394).

Membaca tasbih, tahmid, takbir secara sendiri-sendiri dengan suara sirr (pelan) setelah shalat aalah sunnah, karena ada dalil-dalilnya dari beberaa hadits shahih. Tapi menyusun wirid, dzikir, membacanya bberamai-ramai diikuti oleh makmum serta disambung dengan ucpan amin, dengan pimpinan imam, dengan irama yang dikarang-karang tidak ada dsar/landasan/dalil yang datang dari hadits yang shahih.

Demikian juga membaca surah Kahfi sebelum mengerjakan shalat Jum’at. Tidak ada riwayat yang shahih yang mnerangkan tentang membaca surat Kahfi sebelum mengerjakan shalat Jum’at.

Membaca dzikir, do’a, shalawat sebelum adzan juga tidak ada contoh suri teladan yang datang dari Rasulullah saw. Menyusun dzikir, d’a, shalawat yang diragkaikan dengan adzan adalah menyalahi sunnah.

Abdullah bin Mas’ud berpesan “Ikutlah sunnah Rasulullah dan jangan sekali-alikamu berbuat bid’ah, sungguh sunnah itu telah ckup bagimu” (Syaikh Muhammad alGhazali : “Bukan Dari Ajaran Isla”, terjemah H Mu’ammal Hamaidy, bina Ilmu, Surabaya, 1982:91,111,113).

Ima Muslim mengungkapkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Allah menyeret ke neraka orang yang mempelajari ilmu untuk dikenal sebagai orang alim, dan membaca Qur;an untuk dikenal sebagai Qari (Tarjama “Riadhus Shalihin”, I, alMa’arif, bandung, 1983:180).

Demikian. Hanyaaalah Allah Yang maha Tahu, yang Maha Benar, dan hanya kepada Allah bertawakkal, serta mohon pertlongan.

Mengenai “bid’ah” ini dapat disimak antara lain dalam :
- “Kriteria antara unnah dan Bid’ah”, oleh Prof Dr TM asbi ashShiddiewy, tahun 1993.
- “Riadhus Shalihin” I (terjemahan), 1983:169.
- “Bid’ah dan eburukannya” (ketikan), oleh Drs A Rauf HM, 1993.
- “Bahaya Bid’ah dalam Islam” (terjemahan), oleh Al Mahfudz, 1985:97-121.
- “Bukan Dari Ajaran Islam” (terjemahan), leh Muammad Ghazali, 1982:77-231.
- ALMUSLIMUN, No.285 (hal 77-89), 286 (hal 38-40), 287 (hal 30-34), “Masalah-masalah Bid’ah” (Bid’ah jum’ah, Bid’ah Jenazah).
- “Risalah alJumu’ah”, oleh HAS alhamdani, pasal 27, hal 88-95.
- “Risalah Janqaiz”, ole HAS alHamdani, 1981:148-155, “Bid’ah haul dan ta’hin”.
- “Haji dan Umrah, oleh M Nasiruddin alAlbani, 1994:141-190, “Bid’ah ketika ibadah hai, ziarah”.
- “Tahlilan dan Selamatan menurut madzhab Syafi’I”, oleh Drs Ubaidillah.
- “Hadiah Bacaan untuk Mait”, oleh Drs Ubadillah, tahun 1980.
- “Risalah alMadzhab”, oleh AHassan, tahun 1980.
- “Bacaa alQur:an bkan untuk orang mati”, oleh Qasim Koho, tahun 1978.
- “Sampaikah amalan orang hidup kepada yang mati?”, oleh Salim Bahreisy.

(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1102121000)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home