Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Thursday, May 12, 2011

Sejarah Panjang Pendidikan

Sejarah Panjang Pendidikan

Sejarah panjang pendidikan dapat ditelusuri, dilacak antara lan dari pertumbuhan, perkembangan kurikulum, perubahan, pergantian buku pelajaran sekolah. Melacak perubahan, pergantian buku pelajaran sekolah terkendala, karena perpustakaan-perpustakaan tak ada yang mengoleksi, mendokumentasi buku pelajaran sekolah.

Di negeri-negeri Afrika Utara dulu, pelajaran Ilmu Nahu (pelajaran dasar bahasa Arab) misalnya, bertingkat-tingkat, mulai dari syarahan (komentar, ulasan) teks (matan) lJurumiah, ke syarah AlAzhariah, ke syarah AlQutr, ke syarah Ibnul Aqiel … (Simak antara lain Prof Dr Osman Muhammad atTomy AlSyaibany : “Falsafah Pendidikan Islam”, Bulan Bintang, Jakarta, 1984:480,546).

Di awal-awak kemerdekaan di kelas penggal pertama SR (Seklah Rakyat, kini SD) di Sumatera Barat dipakai buku pelajaran membaca (judulnya sudah luput dari ingatan) yang di dalamnya ada ungkapan katan “kabau au au”, ‘si kunin sinta bana”, dan lain-lain. Di kelas penggal kedua dipakai buku bacaan Tjahaja dan kemudian Matahari Terbit (nama penulis kedua buku tersebut pun sudah luput dari ingatan). Buku pelajaran membaca pernah diganti dengan buku Tiga Sekawan. Di SR diajarkan pelajaran membatja, menulis, berhitung, Bahasa Indonesia, Sedjarah, Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu Hajat, Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Ilmu Kesehatan. D antara nama penulis buku pelajaran sekolah tersebut ang masih ingat adalah Rapani dan Sa’danur.

Di SMP (Sekolah Menengah Pertama) diajarkan Aldjabar, Ilmu Ukur (keduanya kini disebut Matemarka), Ilmu Alam (kini disebut Fisika), Sedjarah, Ilmu Bumi (keduanya kini masuk ke IPS), Ilmu Hajat, Ilmu Tumbuh-Tumbuan (kedanya kini disebut Botani). di antara nama penulis buku pelajaran untuk SMP waktu itu yang masih ingat adalah Abdul Hakim, Abdul Muis, Anwar Sanusi.

Seluruh buku pelajaran untuk SD, SMP, SMA tak pernah terkodifikasi, terdokumentasi, terkoleksi, bahkan di perpustakaan-perpustakaan umun sekalpun. Dari sisi ini amat susah mendapatkan bahan untuk menelusuri, menyisir, melacak perkembangan, pertumbuhan pendidikan.

Studi banding telang serngkal dilakukan oleh wakil-wakil rakyat ke berbagai negara. Namun tak pernah yang melakukan studi banding tentang sistim pendidikan. Membandingkan sisitim pendidikan warisan peninggalan kolonial Belanda dengan sistim pendidikan warisan peninggalan kolonial Inggeris. Membandingkan sistim pendidikan di India dengan sistim pendidikan di Cina. Membandingkan sisitim pendidikan warisan peninggalan Islam dengan sistim pendidikan warisan peninggaln Hindu-Budha. Membandingkan sisitim pendidikan madrasah dengan sisitim pendidikan pondok.

Written by Asrir Sutanmaradjo at BKS
(look also at http://asrirs.blogspot.com http://sicumpas.wordpres.com
http://sikumpas.blogspot.com http://kamimenggugat.blogspot.com http://kami-menggugat.blogspot.com http://islamjalanlurus.truefreehost.com http://sicumpaz.truefreehost.com http://sicumpas.multiply.com http://fauziah_sul.livejournal.com http://pontrendiniyahpasir.wordpress.com )

0 Comments:

Post a Comment

<< Home