Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Saturday, March 12, 2011

Yang mengganti tak lebih baik dari yang diganti

Yang mengganti tak lebih baik dari yang diganti

Yang menggantikan tak lebih baik dari yang digantikan. Soeharto tak lebih baik dari Soekarno. Habibie tak lebih baik dari Soeharto. GusDur tak lebih baik dari Habibie. Megawati tak lebih baik dari dari GusDur. Esbeye tak lebih baik dari Megawati. Tak usahlah demo-demoan menuntut pengunduran penguasa. Mana ada penguasa yang mau mengundurkan diri. Semua penguasa tak punya malu. Semuanya hanya memikirkan kesenangan, kemewahan dirinya sekeluarga bersama kronninya untuk puluhan bahkan ratusan tahun. Semuanya rakus akan kekayaan dan kekuasaan. Sekali berkuasa, kalau bisa dipertahankan sepanjang masa. Nama rakyatnya hanya dicatut. Sama sekali tak pernah memikirkan kesejahteraan rakyat, apalagi berupaya mewujudkan kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat.

Di ranah Minang disebutkan “mangganti baruek jo cigak, taimbueh lo saikue karo”. Perubahan sistim kekuasaan, hanyalah perubahan dari pengelola kekuasaan yang satu ke pengelola kekuasaan yang lain. Sikap, watak, karakter dari yang menggantikan tak lebih baik dari yang menggantikan. Sama-sama tak peduli akan nasib rakyat. Pada awal-awal berkuasa, memang nampak seolah-olah berpihak kepada rakyat. Namun setelah berjalannya waktu, maka ketahuanlah belangnya. Kisruh politik yang terjadi di Afrika Utara dan Timur Tengah memperlihatkan bahwa semua penguasa tak pernah memperhatikan rakyatnya. Bahkan di negara-negara maju sekalipun, penguasa tak pernah memperhatikan rakyatnya, tetapi memperalat rakyat untuk kepentingan politik penguasa. Semuanya berlindung dibalik atas nama rakyat. Dalam konsep kapitalis, penguasa, pemerintah, negara tak boleh ikut campur. Kehidupan ekonomi serahkan saja kepada hukum alam. Laisser fair, laisser passer.

(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1103091430)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home