Pendidikan umat
Pendidikan ummat
Pada masa persiapan, umat Islam ini dididik, dibina, digembleng agar memiliki siakp mental yang tangguh, memiliki disiplin yang tinggi. Memeiliki sikap mental “sami’na wa atha’na”, siap melaksanakan yang diperintah dan siap meninggalkan yang dilarang. Tujuannya agar ummat ini benar-benar hanya tunduk, patuh, taat kepada aturan Allah semata. Pada awalnya didik, dibina, digemleng agar bangun malam, melawan kantuk, menggunakan sebagian besar waktu malamnya untuk shalat, beribadah kepada Allah. Membaca ayat-ayat Quran yang sudah turun, juga dalam shalat. Berapa banyak, jumlah raka’at shalat malam waktu itu tak tercatat dalam catatan sejarah.
Setelah dirasa cukup matang, maka umat Islam tak lagi diharuskan secara ketat menggunakan sebagain waktu malamnya untuk shalat dan membaca Quran. Cukup memadai sekedar menggunakan sebagan waktu malamnya untuk shalat dan membaca sejumlah ayat Quran saja. Hal ini karena umat Islam akan dididik, dibina, digembleng memasuki masa penghokohan, masa konsolidasi. Tugas, kewajiban shalat tak lagi seberat, seketat pada masa persiapan. Kernganan, kemudahan diberikan Allah dengan memperhatikan kondisi realitas yang akan dihadapi umat, di antaranyha adanya sebagai orang yang terganggu kesehatannya karena sakit, ada yang harus berusaha mencari nafkah untuk kehidupan ekonominya, dan ada pula yang ikut terlibat dalam aktivitas, kegiatan perjuangan menegakkan agama Allah.
Tugas utama umat Islam pada masa ini agar senantiasa membaca sejumlah ayat Quran, menegakkan shalat, menunaikan zakat, peduli akan sesama, menafkahkan harta kekayaan untuk kepentingan sesama, memohon ampunan kepada Allah. “Meminjami Allah dengan pinjaman yang baik” bisa berarti mengeluarkan harta kekayaan untuk berjihad, untuk menegakkan jalan Allah, untuk menegakkan Islam, untuk menegakkan kebenaran, untuk menegakkan ke ajikan, untuk membantu yang patut dibantu, untuk berderma, berwakaaf, bersedekah, tak bersikap kikir, tak bersikap bakhil (Simak tafsir ayat QS 73:20 oleh Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar”, juzuk XXIX, 1984:192-195; HA Malik Ahmad : “Tafsir Sinar”, No.36, jilid 3, Amanah, Jakarta, 1968:52-64).
Mengenai tahapan pendidikan, pembinaan, penggemblengan umat Islam ini, antara lain dapat disimak dalam “Plannig & Organisasi Dakwah Rasulullah”, oleh Amali, terbitan Al’Ma’arif, Bandung, 1980.
Sulaiman Zachawerus menyebutkan bahwa tahapan-tahapan dakwah terdiri dari tahapan pengasasan (pembinaan pribadi, jama’ah, dakwah), tahapan perubahan (perubahan nilai, perubahan basis perjuangan), tahapan pengokohan (pengokohan basis, sarana perjuangan) (“Kumpulan Materi”, Majlis Taklim AlItqan, Bekasi, 2009).
(written by sicmpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1103050600)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home