Islam dan manusia
Islam dan manusia
Manusia adalah makhluk Allah. Allah Yang Menciptakan manusia. Allah Maha Tahu mengenai manusia. Sifat, watak, karakter manusia dirancang, ditentukan, ditetapkan, diketahui oleh Allah.
Islam adalah aturan Allah untuk manusia. Islam diracang, ditentukan, ditetapkan ole Allah sesuai dengan sifat, watak, karakter manusia.
Peristiwa, kejadian, sejarah menunujkkan, memperlihatkan, menampakkan bahwa kebanakan manusia itu tak suka dengan Islam. Hawa, nafsu, syahwat, selera manusia cenderung menyukai kebebasan tanpa atas, tak menyukai kebebasannya dibatasi. Islam dpandang sangat membatasi kebebasan. Banyak sekali yang disukai hawa, nafsu, syahwat, selera manusia yang dilrang, diharaamkan, tak dibolehkan oleh Islam. Islam sangat mengungkung, mengekang, mengurung, membelenggu, membatasi hawa, nafsu, syahwat, selera manusia.
Islam juga dipandang, diisukan kejam. Hukum Islam dipandang sadis, brutal, barbar, primitif, rimbawi, tak manusiawi. Islam juga dipandang haus darah, suka menumpahkan darah, ska berperang, berkelahi, berantam, bakuhantam, bertengkar, bersengketa, bermusuhan.
Islam diisukan, dicitrakan perampok, garong, pembajak, goblok, blo’on, biadab, primitif, suka kekerasan, dan lain-lain yang menjelek-jelekan Islam (Simak antara lain Prof Dr Hamka : “Tafsir AlAzhar”, juzuk Vi, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1982:298-300, “Mengatur Ejekan Kepada Islam”).
Bila diadakan pemilu, plebisit, referendum, hamper boleh diperkirakan mayoritas manusia tak akan ada memilih Islam. Mayoritas manusia akan memilih yang bukan slam. Menutup aurat, poligami, nikah bertentangan dengan selera emansipas. Hukum potong tangan, hukum rajam, hukum qishash bertentangan dengan selera HAM (Hak Asasi Manusia).
Bagaimanapun, Islam itu satu-satunya yang sesuai, cocok, making(well matched) dengan rohani, jiwa, hati, nurani, sanubari, fikiran, raio, logika mnusia yang bebas dari kontaminasi, pencemaran hawa, nafsu, syahwat, selera. Ruhani (jiwa), hati (kalbu), logka (akal) manusia sebenarnya cenderung menyukai Islam. Hanya nafsu (syahwat) manusia yang tak menyukai Islam.
Keadilan Islam itu menyeluruh. Termasuk keadilan antara individu dan masyarakat (Simak antaraa lain Muhammad Quthub : “islam dan Hukuman”, lampiran “World of Islam Festival dalam Perspektif Sejarah”, Serial MEDIA DAKWAH, No.34, 1976:43-49). Sanksi hukum Islam itu sangat manusiawi, sangat sesuai, cocok dengan hati, nurani manusia (Simak Dr HM Amien Rais : “Hubungan Antara Politik dan Dakwah”, dalam “PANDUAN UMUM Musyawarah Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah DKI Jakarta 1995-2002), hal 48)
(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress as Asrir at BKS1102270515)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home