Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Thursday, February 24, 2011

Menggugat aksi demoralisasi

Menggugat Aksi demoralisasi
Diharapkan umat Islam pro aktif melakukan Nahi Munkar dan amar makruf. Mencegah pergaulan/seks bebas, peredaran majalah porno/situs porno, hidup hedonis, cari pasangan lewat televisi.Menggalakkan pendidikan hidup qana’ah, zuhud, wara’, amanah (QS 59:7), sistem politik, sistem ekonomi, sistem keuangan, sistem pajak, sistem budaya yang Islami. Mengajak mewujudkan kehidupan yang Islami, yang ditata oleh semangat dan syari’at Islam.
Aksi demoralisasi gay
Nabi Luth pernah didemo oleh komunitas gay. Ketika Nabi Luth sedang menerima kedatangan tamu dua orang pemuda tampan, komunitas gay datang beramai-ramai berdemonstrasi, berunjuk rasa menuntut Nabi Luth agar menyerahkan kedua pemuda tamunya itu kepada mereka untuk memenuhi syahwat libido mereka yang sudah sejak lama mereka lakukan.
Nabi Luth berupaya menyadakan agar mereka kembali ke jalan yang benar ke kehidupan yang normal. Namun upaya Nabi Luth tak berhasil. Akhirnya Nabi Luth menyrahkan persoalan itu kepada keputusan Allah semata. (Simak QS 11:77-89).
Aksi demoralisasi
Menjelang penghujung tahun 2010 oleh BKBN (Badan Keluarga Berencana Nasional) diberitahukan bahwa remaja di Ibukota dan sekitarnya sudah melakukan hubungan seks pranikah lebih dari 50 persen. Di kalangan pendukung HAM muncul gagasan untuk menyediakan kamar bercinta (berhubungan seks) bagi para nara pidana. Di kalangan pendukung pariwisata muncul gagasan pelestarian “kucing manten” (acara menikahkan kucing). Na’udzu billah min dzalik.
Di mana-mana aksi demoralisasi ini marak bermunculan. Atas nama demokrasi muncul unjuk rasa mendukung pelaku video mesum. Aksi demoralisasi ini merupakan salah satu sasaran dari Setan, Djjal, Ya’juj-wa-Ma’juj, Teutonics, Eropa (Amerika, Inggeris, Perancis, Jerman, Rusia, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Swiss). Mereka ini menyebarkan aksi seks bebas kebebasan seks.
Termasuk dalam aksi demoralisasi (dehumanisasi) ini adalah legalisasi homoseks (lesbian), legalisasi aborsi, edukasi bercinta (seks bebas), advertensi bursa kontrasepsi, penampilan seksi (berbusana minim/bugil). Edukasi bercinta seks bebas), penampilan seksi (berbusana minim/bugil) antara lain disiarkan/disebarkan melalui tayangan televisi. Bercinta (seks bebas) sebelum nikah adalah suatu kehormatan, suatu kebanggan diri. Setiap orang diajar melakukan apa yang orang tua mereka lakukan tentang seks. Dajjal benar-benar telah berhasil membawa manusia kepada kesesatan dan kekafian.
Di mana-mana kemunkaran. Palingkahlah pandangan dan pendengaran dari kemunkaran. Bagaimana caranya ? (Simak juga Ali Akbar : “Israel dan Isyarat Dalam Kitab Suci AlQur:an”, AlMa’arif, Bandung, 1987, hal 84-85, 134-135, 140-141, 108-109).
Penampilan wanita
Dari tayangan televisi yang disaksikan saban hari tampak nyata secara umum bahwa wanita (watina, batina, betina) terlebh di kalangan public fugure (artis, selebritis, penyiar televisi, dll) cenderung sangat agresif, pro aktif menggoda, merayu, memikat, merangsang selera, gairah, birahi libido lelaki.
Di mana-mana tampil seksi, menamilkan sex appeal (yang seharusnya disembunyikan), merangsang seks lelaki. Tampil dengan pakaian, busana mini, menampakkan ketek, tetek, dada, pusar, paha. Dandanan, asesori, kosmetik digunakan semata-mata untuk menarik syahwat lelaki. Itulah yang sering disaksikan.
Namun wanita-wanita terhormat, yang mengindahkan norma-norma etika, moral, susila, agama berpakaian, berbusana, berpenampilan sopan dengan menutupi, menyembunyikan yang terlarang (sex appeal). Lihatlah penampilan zuster-zuster, biarawati-biarawati, santriwati-santriwati yang konsisten terkait dengan ajaran agamanya.
Wanita terhormat hanya menampakkan, memperlihatkan keseksiannya (sex appealnya) kepada suaminya sendiri saja. Itupun terbatas di tempat tertutup, bukan di sembarang tempat.
Setan senantiasa berkerubung, berkerumun di seluruh organ keseksian wanita. Organ keseksian wanita merupakan wilayah tempat bermukin berkembang biaknya setan. Waspadalah, hati-hatilah terhadap penampilan wanita yang merusak citranya sendiri. Wanita modern adalah wanita terhormat, bukan wanita murahan yang di mana-mana menampakkan keseksiannya, juga bukan yang latah aktif progresif mengusung, mejajakan emansipasi wanita.
Seruan dari manusia kepada manusia
Jadilah kita manusia seutuhnya. Jangan setengah-setengah. Setengah manusia, setengah binatang. Jangan berprilaku setengah manusia, setengah binatang, termasuk berprilaku seksual binatang, apalagi lebih binatang dari pada binatang.
Jangan melakukan hubungan intim/senggama seperti binatang, tanpa diawali/disahkan agama dengan nikah. Jangan melakukan aktivitas seks sebelum/diluar nikah, dan tidak melakukan penyelewengan/penyimpangan (Abstinentia Sexual, Befeithful).
Jangan buka pintu/peluang aktivitas bagi mucikari, germo, moler, bromocorah, prostitusi, pelacuran, aborsi. Tutup mati ruang gerak penyaluran HAB, Hak Asasi Binatang, kegiatan nafsu birahi binatang. Cegah segala media (gambar, foto, informasi), sarana (hiburan, rekreasi), busana (setengah bugil, bugil total) yang merangsang nafsu birahi binatang.
Pangkal prilaku seksual yang lebih binatang dari binatang (freesex, homo, lesbi, bisex, gay). Gay gigih mengkampanyekan kebebasan seks dan kebebasan dari rasa malu, dengan dalih kebebasan itu adalah hak mereka. Padahal itu semua adalah hak binatang. Di mana pun, kapan pun, binatang bebas melakukan hubungan seks tanpa malu.
Ajaklah kembali jadi manusia. Manusia yang sehat (bio-psiko-sosio-spiritual). Agama tidak mentoleransi, dan menolak merestui gay (Simak Tabloid BERITA BUANA, Minggu, 16 Agustus 1998, hal 3, FOKUS).
Meskipun Kristen memandang hidup yang paling ideal (Das Sollen) adalah membujang (Marsionis), namun Paulus mengajarkan kepada pengikutnya, bahwa lebih baik kawin (Das Sein) dari pada hangus karena hawa nafsu (Simak Surat Kiriman Paulus pada Korintus pasal 7 ayat 8 dan 9). Sekali lagi jadilah manusia yang manusiawi, bukan yang hewani. Di kalangan Ilmu Jiwa (Psikologi) ada yang memandang Saint Paul mengidap kepribadian epileptoid (Simak Dr Zakiah Dradjat : “Ilmu Jiwa Agama”, 1978:27).
(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1012010600)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home