Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Saturday, March 12, 2011

Seruan Islam

Seruan Islam (1)

Islam menyeru semua manusia agar berbakti, beribadah hanya kepada Allah semata (QS 2:21). Tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun (QS 4:36). Tak ada Tuhan lain. Tak ada Tuhan selain Allah. Allah itu Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan yang semuanya tergantung ke padaNya. Ia tak berkeluarga, tak berketurunan. Tak ada yang setara denganNya (QS 112:1-4). Sungguh telah durhaka yang menyatakan bahwa Allah itu berPutera, salah satu dari yang tiga (QS 5:73).

(Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa 2:21)

Berbakti, beribadah itu menuruti, mengikuti petunjuk, format yang diajarkan oleh Muhammad Rasulullah saw. Ibadah pokok adalah melaksanakan shalat, shaum, zakat, haji. Semuanya dilaksanakan sebatas kemampuan. Ibadah ini biasa disebut dengan sebutan “hablum minallah).

Islam juga menyeru manusia agar bersikap adil, agar menegakkan keadilan secara benar, utuh. Menegakkan kebenaran, hukum. Bahkan jangan sekali-kali kebencian terhadap sesuatu golongan, mendorong untuk berlaku tidak adil (QS 5:8)

Islam juga menyeru semua manusia agar berbuat kebaikan, amal kebajikan kepada kedua orang tua, kepada karib kerabat, kepada anak-anak yatim, kepada orang-oang miskin, kepada tetangga dekat, kepada tetangga jauh, kepada teman sejawat, kepada anak jalanan (QS 4:36). Menegakkan kesejahteraan, kemakmuran bersama. Peduli akan sesama. Tak menyia-nyiakan sesama. Allah sangat murka, sangat tak menyukai yang egois, yang individualis, yang hanya mementingkan diri sendiri (QS 28:76). Egois, individualis mencakup angkuh, pongah, sombong, kikir, bakhil, pelit, rakus, tamak, serakah, materialis, kapitalis. Bahkan sampai terhadap binatang sekalipun, Islam menyuruh agar berlaku baik terhadapnya.

(Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri 4:36)

Islam menyeru semua manusia agar berbuat kebaikan, kebajikan dan mengajak yang lain agar juga berbuat seperti demikian.

Dan Islam sangat melarang melakukan perbuatan jorok, keji, kumuh, tak senonoh, mesum, cabul, perbuatan munkar, makar, maksiat, perbuatan permusuhan, adu domba, fitnah, agitasi, provokasi, intimidasi (QS 16:90). Orang yang punya rasa malu tak akan pernah melakukan perbuatan jorok. Menilai jorok tidaknya sesuatu perbuatan hanyalah bisa dlakukan oleh yang suci, yang bersih, yang suka akan kebersihan, yang tak suka dengan yang jorok. Orang yang punya malu, yang suka kebersihan juga suka akan ketertiban, keamanan, keyamanan, tak suka dengan kekacauan, anarkis, kerusuhan, kerusakan, berantakan. Setiap perbuatan yang merusak termasuk kedalam kategori perbuatan munkar. Ada yang merusak agama, akal/otak/fikiran, jiwa, raga, harta/kekayaan, nasab/keturunan, nama/kehormatan. Ada yang merusak akidah, ibadah, munakahah, muamalah. Ada yang merusak tatanan politik, ekonomi, sosal, kultural, moral, spiritual. Semua amal perbuatan baik terhadap manusia biasa disebut dengan “hablum minannaas”.

Islam menyeru semua manusia agar memberantas kemunkaran. Siapa pun yang melihat, menyaksikan perbuatan munkar agar berupaya semampunya menghentikan, mencegah, merubah, mengantisipasi perbuatan munkar, baik dengan kekuatan tangan, lisan ataupun kekuatan hati, tekad, semangat (Simak antara lain HR Muslim dari Abk Said alKhudry dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal “Menganjurkan kebaikan dan mencegah kemunkaran”). Ini merupakan sistim control, sistim pengawasa totalitas, menyeluruh. Semua harus pro aktif menutup pintu-pintu kemunkaran.

(Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran 16:90).

Ajaran Islam bisa didekati oleh setiap orang dari sisi disiplin ilmu yang dimilikinya. Bisa didekati dari sisi politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, biologi, dan lain-lain.

Seruan Islam (2)

Islam menyeru, mengajak masuk ke dalam komunitas, masyarakat beradab, masyarakat madani, masyarakat berakhlak paripurna. “Saya – kata Rasulullah – diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.

Islam menyeru, mengajak masuk ke dalam komunitas, masyarakat yang penuh kedamaian, kesejahteraan, kesentosaan, keamanan, kenyamanan. “Dan tiadalah Kami – kata Allah – mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (QS 21:107). “Semoga keselamatan bagi kalian, serta rahmat dan berkat Allah” (HR Abu Daud, Tirmidzi dari Imran bin Hushain dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawai, pasal “Cara Memberi Salam”).

Islam menyeru, mengajak masuk kedalam komunitas, masyarakat yang penuh keadilan, kebajikan, kebagusan, keindahan, kebersihan, kerapian, saling peduli. Islam menyeru, mengajak masuk ke dalam komunitas yang bajik, bagus, indah segalanya. Akidahnya bagus, indah, bersih, bebas dari syirik, bebas dari keyakinan yang karut marut. Pola pikirnya bagus, indah, bersih, bebas dari pikirin jorok, pikiran kumuh. Ibadahnya bagus, indah, bersih, bebas dari bid’ah, bebas dari ritual yang diada-adakan. Muamalahnya bagus, indah, bersih. Politik, Ekonomi, Sosial, Budayanya bersih dari jahili, dari sekuler.

Islam menyeru, mengajak pada kebajikan, berbuat baik, tak berbuat jahat, meraih kebahagian di surga. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar” (QS 3:104). “Allah menyeru manusia ke sorga Darussalam” (QS 10:25). “Allah mengajak ke sorga dan ampunan dengan idzinNya” (QS 2:221).

Islam sangat melarang siapa pun melakukan tindak kejahatan. Tindak kejahatan disebut juga perbuatan dosa. Pelakunya diancam hukuman siksa oleh Allah. Ada tiga tindak kejahatan pokok, yaitu fahsya (lewdness, porno/serong/mesum, perbuatan keji), munkar (abonomotive, maksiat), baghy (wickedness, permusuhan, penganiayaan). Seluruh perbuatan dosa masuk kedalam salah satu dari ketiga tindak kejahatan pokok tersebut. “Sesunguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan” (QS 16:90).

Untuk dapat menjaga diri dari berbuat jahat, berbuat dosa, Islam menuntun agar serius, tekun melaksanakan ibadah, setia melakukan rukun Islam, seperti shalat, shaum, zakat, haji. Seluruh ibadah itu mendidik, melatih agar mampu mengendalikan diri, baik dalam berbicara maupun dalam berbuat, baik perorangan, maupun secara bersama-sama. Ibadah itu membentuk sikap mental yang baik.

Ibadah apapun merupakan latihan, pendidikan untuk merubah sikap mental, perilaku yang cenderung ke kiri, jorok, fahsya, munkar, syaar, suu:, fasad, fujur menjadi sikap mental, perilaku yang cenderung ke kanan, bersih, baik, makruf, khair, hasan, shaleh, biir, taqwa.

Larangan pada saat pendidikan, latihan sangat ketat, sangat keras dibandingkan dengan di luar pendidikan dan latihan. Demikian pula larangan pada saat melaksanakan ibadah lebih ketat, lebih keras dari pada bukan pada saat melakukan ibadah. Fungsi ibadah itu untuk membersihkan, mensucikan diri dari perilaku buruk, perilaku jahat dan menggantiya dengan perilaku baik, perilaku utama.

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dri perbuatan-perbuatan keji dan munkar” (QS 29:45). “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS 2:183). “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka” (QS 9:103). “Musim haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji” (QS 2:197).

Pada saat mengerjakan ibadah haji, terlarang rafats (lewdness, bercumbu, menimbulkan birahi, bercakap kotor, bersenggama), fusuq (buse, durhaka, membuat kejahatan), jidal (angry conversation, bertengkar, berbantah-bantahan). Orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus itu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan (simak QS 49:7). Islam menuntun agar tidak berbuat kufur (disbelief, kekafiran), fusuq (lewdness, melawan hukum), ‘ishya (rebellion, berantam, durhaka). Terlarang berbuat itsm (crime, dosa), ‘udwan (wrongdoing, mendurhakai ajaran Rasul) (simak QS 58:9).

Islam wanti-wanti menyeru agar memelihara, menjaga lidah (yang diantara kumis dan jenggot) dan kemaluan (yang diantara paha kanan dan paha kiri) (Simak antara lain HR Bukhari, Muslim dari Sahal bin Sa’ad, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal “Beberapa Larangan Ghibah dan Perintah Memelihara Lidah”). Termasuk meninggalkan perdebatan, pertengkaran, meskipun benar (“taraka al-mira:i wa in kaana muhiqqan”) (Simak HR Abu Daud dari Abu Umamah al-Bahili, dalam “Riadhus Shalihin” Imam Nawawi, pasal “Husn al-Khuluq”, Baik budi).

Islam memberikan jaminan kebebasan untuk mempertahankan hak-hak dasar manusia. Namun hak memimpin, hak menghakimi bukanlah hak dasar manusia. Hak memimpin dan hak menghakimi tersebut adalah hak kesepakatan, persetujuan bersama yang bersifat temporal. Selama kesepakatan bersama itu berlaku, umat Islam berkewajiban memenuhinya. “Hai orang yang beriman, penuhilah perjanjian” (QS 5:1).

Kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang beradab. Bebas menyebarkan kebenaran dan kebajikan. Dan sama sekali tak memberikan kebebasan untuk menyebarkan kejahatan dan kekejian. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (QS 5:2).

Islam mengajarkan agar selalu konsekwen, istiqamah melaksanakan hak-hak Allah, baik secara perorangan, bermasyarkat, maupun bernegara. Namun Islam dalam mewujudkan semuanya itu tanpa memaksa. Islam sangat menghormti kebebasan, tidak memaksa kehendak.

(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1103111030)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home