Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Tuesday, April 05, 2011

Dakwah Musa versus Agitasi Fir'aun

Dakwah Nabi Musa as

Dakwah Nabi Musa tampaknya terlihat tak berhasil merubah sistim pemerintahan Fir’auniyah menjadi sistim pemerintahan yang islami, madani, baik secara revolusi, reformasi atau evolusi, tetap saja berlanjut dalam sistim pemerintahan thagut, tirani, despotisme, totaliterisme. Bahkan serangan hama belalang, kodok, darah, banjir, pacekelik, kemarau pun tak mempan merubah sistim pemerintahan Fir’auniyah (QS 7:130, 7:133).


Dakwah Nabi Musa juga tak berhasil merubah watak, sikap mental Bani Israil agar bermental manusiawi, tetap saja berlanjut bermental hewani, rakus, materialis, meski masih menyandang predikat manusia pilihan. Bahkan serangan hama ulat bulu, nyamuk bedebe/malaria tak akan mempan merubah watak, sikap mental Yahudi Israel dan sekutunya.

Beberapa catatan tentang Revolusi Musa dan Agitasi Fir’auniyah (Regim Pharaoisme)

Islam menganjurkan berbicara menurut kadar, tingkat kecerdasan lawan bicara. Sebagai sarana komunikasi tersedia berbagai ragam bahasa, di antaranya bahasa kanak-kanak, bahasa awam, bahasa bisnis, bahasa tehnokrat, bahasa diplomat, bahasa kedokteran, dan lain-lain.

Sejarah berulang. Masa lalu, masa kini, masa nanti, sambung menyambung bagaikan rantai membentuk lingkaran masa spiral. Masa lalu sebagai acuan (‘ibrah, i’tibar) untuk menghadapi masa nanti.

Fir’auniyah (Regim Pharoisme) dulu, kini, nanti melancarkan perang urat saraf (gazwah fikri, pergolakaan ide, information war) terhadap pembawa dakwah, pelanjut risalah. Fir’auniyah melancarkan agitasi, provoganda, provokasi, intimidasi, sabotase. Demi tercapai maksud tujuan, Fir’auniyah dengan segala cara menarik simpati orang banyak, mempengaruhi public, membentuk public opini untuk menentang dakwah. Fir’auniayah meyakinkan public akan kebenaran propagandanya, melakukan pengarahan, penataran memperbodoh, menyesatkan public, melancarkan fitnah, isu, gossip.

Karena pacekelik di Palestina (Kana’an), maka pada masa Yusuf berkuasa di Mesir, turunan Israil berbondong-bondong datang beremigrasi ke tanah Mesir (QS 12:93). Turunan Israil tinggal menetap di Mesir sebagai warga terhormat.Setelah beberapa lama, yang berkuasa di Mesir adalah Fir’aun dari kalangan warga Mesir. Fir’aun cemas, khawatir turunan Israil akan berkuasa kembali di Mesir. Fir’aun menindas turunan Israil, memperbudak turunan Israil, mempekerjakan turunan Israil pada proyek bangunan sebagai kuli paksa (romusha), memperlakukan turunan Israil secara disksriminatif rasialis, berlaku sadis terhadap turunan Israil, membunuh bayi laki-laki turunan Israil, menimbulkan huruhara di kalangan warga, bertindak secara absolute (a’la fil ardhi, ana rabbukum a’la, l’etat cest moi) sebagai penguasa tunggal, sebagai tirani (QS 28:4).

Sebelum kedatangan Musa, Fir’aun memerintah secara absolute (l’etat cest moi, ana rabbukum a’la, satu-satunya Penguasa Tunggal, loyalitas tunggal terhadap kepemimpinan Fir’aun, QS 79:24, 28:38) bertndak otoriter, rasialis, dskriminatif, sadis terhadap warga Mesir keturunan Israil (QS 7:129, 28:4), yastadhi’fu thaifatun minhum (Keluaran 1:13-14).

Musa datang menghadap Regim Fir’aun menyampaikan misi, mosi, petisi, revolusi, gugatan policy, menyeru merubah sistim pemerintahan dari pemerintahan thagutiyah (tirani, secular) ke pemerntahan yang bersih dari kesewenang-wenangan (tauhidiyah, berkedaulatan hukum ilahi).

Sudah sejak awal Musa dipersiapkan Allah memikul beban tugas untuk menyeru Regim Fir’auniyah merubah sistim pemerintahannya dari pemerintahan yang berlandaskan thagutiyah (tirani, despotisme, absolutisme, l’etat cest moi, ana rabbukum a’la) ke pemerintahan yang berdasarkan tauhid, bersih dari kesewenang-wenangan.

Fir’auniyah bersikap diskriminatif dan berlaku sadis terhadap warga Mesir keturunan Israil (QS 28:4, 79:17, 44:31, 89:10-14) (waja’ala ahlaha syiya’aa) (Keluaran 1:13-14).

Musa dianugerahi Allah hikmah, kecerdasan dan ilmu pengetahuan (QS 28:14, 26:21, 20:39). Musa terlanjur melakukan kesalahan, membunuh seorang warga Mesir tanpa sengaja (QS 28:15-17, 20:40) (Keluaran 2:11-12). Musa tak mau terlanjur untuk kedua kalinya (QS 28:18-19) (Keluaran 2:13-14).

Seseorang menasehati Musa untuk menyelamatkan diri dari buruan Regim Fir’auniyah pergi meninggalkan Mesir (QS 28:20). Musa menyembunyikan diri ke Madyan (QS 28:21-25) (Keluaran 2:15). Musa tinggal menetap di Madyan (QS 28:26-28, 20:40).

Musa menerima tugas risalah (QS 28:29-30, 27:7-9, 20:10-16). Musa dibekali Allah dengan beberapa sarana risalah (mu’jizat) (QS 28:31-32, 27:1-12, 20:17-23). Musa ditugaskan Allah untuk menyeru Fir’auniyah (Trio Fir’aun, Haman, Qarun) untuk merubah sistim pemerintahan dari pemerintahan thagutiyah ke pemerintahan tauhidiyah (QS 28:32, 27:12, 26:10-11, 7:103, 10:75, 40:23-24, 79:17-19, 23:45-46, 44:17-19, 20:24).

` Musa menyatakan dirinya sebagai utusan Allah (QS 7:104). Fir’auniyah menyiksa Musa (QS 20:56, 10:75). Musa datang membawa risalah kepada Fir’auniyah (QS 7:105, 10:75, 23:45). Musa ditugaskan Allah untuk menyeru Fir’auniyah untuk membebaskan warga Mesir keturunan Israil dari cengkeraman ras-diskriminasi, kesadsan (QS 26:17, 7:105, 44:17-19, 20:47-48).

Musa khawatir tugasnya tak akan mendapatkan sambutan baik, karena ia pernah terlanjur melakukan tindak kejahatan (pidana), ia tidak fasih berbicara (tidak diplomatis), ia pernah dibesarkan di istana Fir’aun, mmperoleh santunan, subsidi, fasilitas (QS 28:33-34, 26:12-14, 20:25-35).

Harun ditugaskan Allah untuk mendampingi Musa. Musa dan Harun dianugerahi Allah gezacht (charisma, spirit, semangat, wibawa, sulthan) untuk menghadapi tipu muslihat regim Fir’auniyah (QS 28:35, 26:15, 20:36-37). Musa dan Harun dituntun, dibimbing Allah untuk lebih dulu menunjukkan identitas diri (menyerahkan mandate, surat kepercayaan) serta mengemukakan maksud kedatangan (QS 26:16, 20:44).

Fir’aun penuh curiga. Fir’auniyah menjatuhkan mental Musa, mengungkit-ungkit jasa masa lalunya terhadap Musa (QS 26:18). Fir’auniyah mengungkit-ungkit kejahatan yang pernah terlanjur dilakukan Musa sehingga jadi buronan Fir’auniyah (QS 20:19). Musa menyanggah kebaikan toleransi Fir’auniyah yang telah berlaku rasialis, diskriminatif, sadis terhadap warga Mesir keturunan Israil (QS 26:22).

Fir’aun merasa kedudukannya terancam. Fir’aun mencurigai Musa akan menggulingkannya. Fir’auniah menginterogasi Musa untuk mengetahui siapa yang berada di belakan Musa mendalangi, mengotaki, menjadi biang kerok kegiatan subversive Musa (QS 26:23-30, 20:49-53).

Fir’auniyah menginstruksikan Haman, pejabatnya untuk menyiapkan sarana untuk mengadakan penyidikan siapa yang mendalangi, mengotaki, menjadi biang kegiatan subversiv Musa (QS 28:38, 40:36-37). Fir’aun minta menunjukkan mandate, bukti kerasulan Musa (QS 26:31, 7:106). Musa menunjukkan mandat, bukti kerasulannya.

Fir’auniyah menolak, tidak mau mempercayai mandat, bukti kerasulan Musa. Fir’auniyah menantang, berusaha menghancurkannya (QS 27:14, 79:21, 23:47-48, 43:47, 51:39). Fir’auniyah mengerahkan warganya untuk menantang risalah Musa (QS 79:23-24). Fir’auniyah melancarkan intimidasi terhadap Musa dan pengkutnya (QS 40:25). Fir’auniayah siaap siaga untuk membinasakan Musa (QS 7:127, 40:26).

Fir’aunyah melancarkan agitasi, propaganda bahwa Musa menyihir publik, mempengaruhi massa, membius massa, menyesatkan massa, mencuci otak massa, memanipulasi keadaan (saharun a’yunan nasi) (QS 28:36, 26:34, 7:109, 20:57, 10:76-77). Fir’auniyah melancarkan agitasi, propaganda bahwa Musa merencanakan perebutan kekuasaan (yuridu an yukhrijakum min adrdhikum bi sihrih) (QS 26:35, 7:110, 20:57, 10:78). Fir’auniyah berusaha menjatuhkan martabat (prestasi, reputasi) Musa di depan umum (QS 26:36-37).

Fir’auniyah mengajak Musa untuk mengikuti adu keahlian (panel dskusi) dengan para intelektual Fir’auniyah untuk menjatuhkan mental, martabat Musa (QS 7:111, 20:8-59). Musa menetapkan waktu, tempat adu keahlian (QS 20:59). Fir’auniyah menggerakkan dan mengerahkan para intelektualnya untuk menjatuhkan martabat Musa dalam suatu adu keahlian (QS 26:38-39, 7:111-112, 20:60, 10:79).

Musa memperingatkan siksaan Allah (QS 20:61). Intelektual Fir’auniyah terpecah (QS 20:62). Fir’aun memusatkan perhatian intelektual untuk menjatuhkan Musa (QS 20:63-64). Warga Fir’auniyah akan berpihak kepada para intelektual bila memenangkan adu keahlian (QS 26:40). Intelektual Fir’auniyah minta imbalan jasa (medali, hadiah) bila mereka memenangkan adu kealian (QS 26:41, 7:113-114).

Fir’auniyah menjanjikan promosi kedudukan dalam pemerintahan (QS 26:42). Intelektual Fir’auniyah minta Musa menyusun urutan acara adu keahlian (QS 20:65). Musa mempersilakan intelektual Fir’auniyah mulai menampilkan kebolehannya (keahliannya) (QS 26:43, 10:80). Intelektual Fir’auniyah mendemonstrasikan kebolehannya, menyihir, menghipnotis, menyulap, membius, mengelabui, mempermainkan, mempengaruhi, meyesatkan publik, membangun opini (QS 26:44, 7:116, 20:66, 10:81).

Musa membalikkan tuduhan bahwa merekahlah yang menyesatkan (maa jiktum bihis sihru) (QS 10:81`). Musa kembali menunjukkan bukti kerasulannya (QS 26:45). Musa mengalahkan intelektual Fir’auniyah (QS 7:117-119, 20:67-69). Itelektual Fir’auniyah mengaku kalah (QS 26:46-48, 7:120, 20:70). Intelektual Fir’auniyah tunduk mengikuti Musa (QS 7:121-122, 20:70).

Fir’auniyah bertindak sewenang-wenang (QS 10:81). Fir’auniyah menyampaikan amanat pidato pembukaan untuk mejatuhkan Musa (QS 26:49, 7:123-124, 20:71). Fir’auniyah memperingatkan bahwa segala kegiatan harus seizin Penguasa Tunggal (QS 28:38, 26:49). Fir’auniayah mengklaim dirinya sebagai satu-satunya Penguasa tunggal yang aturannya satu-satunya yang harus dipatuhi, sebagai satu-satnya asa berpemerintahan (QS 43:51).

Fir’auniyah unjuk kekuasaan, pamer kekuatan. Fir’aun melancarkan agitasi, propaganda, bahwa para intelektual telah bekerjasama bersekongkol dengan Musa untuk merebut kekuasaan karena kebetulan mereka sama-sama se warga Mesir keturunan Isarail (sebagai penghapus malu) (QS 26:49, 7:123, 20:71). Fir’auniah melancarkan agitasi, propaganda, bahwa Musa dari kalangan bawah yang bicaranya tak ilmiah, bukan intelektual (QS 43:52-53).

Fir’auniah memperbodoh, menyesatkan warganya (QS 43:54). Fir’auniyah melancarkan ancaman, intimidasi terhadap Musa dan pengikutnya (QS 26:49, 7:124, 20:71). Musa tabah, sabar menghadapi ancaman, intimidasi Fir’auniyah (QS 40:27, 44:20-22). Pengikut Musa tabah, sabar menghadapi ancaman, intimidasi Fir’auniyah (QS 26:50-51, 20-72-73(.

Pejabat-pejabat yang simpati dengan dakwah Musa menasehati Fir’auniyah (QS 40:28-45). Musa menasehati pengikutnya agar tetaap tabah menghadapi ancaman Fir’auniyah 9QS 7:128-12).

Fir’auniyah menyatakan bahwa kebijakannya adalah kebaikan semata (QS 40:19(. Fir’auniyah disiksa Allah dengan kemarau, pacekelik, banjir, belalaang, ulat, kodok, darah (QS 7:130, 7:133).

Fir’auniyah melancarkan agitasi, propaganda, bahwa krisis yang mereka hadapi oleh karena ulah Musa (QS 7:131). Fir’auniyah masih tetap melancarkan agitasi propaganda, bahwa Musa telah menyihir publik (QS 7:132).

Fir’auniyah berjanji bersedia memberi kemerdekaan kepada warga Mesir keturunan Israil asal saja Musa mampu memperbaiki memulihkan keadaan (QS 7:134). Fir’auniayh mengkhianati janjinya (QS 7:125). Fir’auniyah ditumbangkan Allah ke dalam laut (QS 7:136-137). Warga Mesir keturunan Israil dianugerahi Allah akan Kemuliaan (QS 7:137, 28:5-6, 26:59, 44:28, 44:32).

(Dalam QS 18:60-82 terdapat kisah nabi Musa dan pembantunya menyisiri pinggir sungat/laut untuk menemukan seorang hamba Allah yang dapat ilmuluas dari Allah. Namun tak diterangkan kapan kejadiannya).

(Revolusi Islam berbeda dengan Revolusi Sekuler. Revolusi Sekuler adalah Revolusi Materi. Revolusi Islam adalah Revolusi Dakwah/Ruhani.

Kisah Musa dan Fir’aun dan al Quran bervariasi, mengikuti tujuan kisah.

Agitasi Fir’auniyah berlangsung sama di setiap masa, dulu, kini, nanti.

Pertarungan antara Dakwah Musa dan Provokasi Fir’aun dalam Quran diungkapkan dalam bentuk dialog antara terdakwa dan penuntut umum seperti dalam sidang pengadilan. Simak pula bentuk dialog antara sorga dan neraka.

Pertarungan antara Dakwah Islamiyah dan Provokasi Sekuler tak pernah berakhir sepanjang masa.

Arah Dakwah Musa, Nuh, Ibrahim, terutama dimulai terhadap pemegang kekuasaan (malaa). Arah Dakwah Muhammad dimulai terhadap kerabat dekat. Pada permulaan dakwah, struktur aparatur pemerintahan di Arab berbeda dengan di Mesir.

Ciri-ciri pemerintahan thagut :
- Berlaku sewenang-wenang, tak memiliki rasa peri kemanusiaan.
- Sombong, takabbur, tak mau menerima kebenaran.
- Tak berlaku adil, pilih kasih, berat sebelah, rasiaalis, diskriminatif, golongisme, memperbedakan antara golongan sendiri dan bukan golongan sendiri.
- Tidak setia pada ikrar, khianat.
- Merasa benar sendri, otoriter, sadis.)

(QS 89:11, 89:12, 51:39, 44:18, 44:31, 23:44, 23:46, 79:17, 79:21-22, 40:37, 10:75, 10:83, 20:79, 7:135-136, 26:10, 20:24, 20-45).

(Simak antara lain :
1. Abul A’la alMaududi :”Bagaimana Memahami Quran”, terjemahan H Abdullah Said, alIkhlas, Surabaya, 1981:54-70, Kisah Fir’aun.
2. Ny H Hadiyah Salim : “Qisahshul Anbiyak”, alMa’arif, bandung, 1984:115-129, Kisah Musa).
3. Dr Maurice Bucaille : “Bibel, Quran dan Sains Modern”, terjemahan Prof Dr HM Rasyidi, Bulan Bintang, Jakarta, 1979:336-350, Kisah Fir’aun.
4. Yoh Refanda : “Nabi Musa” (komik), Balai Buku, Surabaya, 1978, Kisah Musa dan Fir’aun.
5. Prof H Mahmud Yunus : “Tafsir Quran karim”, Hidayakarya Agung, Jakarta, 1975:570-575, 536-537, 228-233, 452-457, Kisah Musa dan Fir’aun.
6. M Natsir : “Fiqhud dakwah”, edisi Saleh Umar Bajasut, Ramadhani, Semarang, 1984:193-200, Menyusun Dakwah : Contoh Dakwah terhadap thagut.
7. Saiyid uthub : “Seni pengambaran dalam alQuran”, terjemahan Dra Chadidjah nasution, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1981:186-188, 170-171, 146-152.
8. Hasan alBanna : “Pidato-Pidato dan Surat-Surat”, editor Muhammad Hilmy alManjawi, Risalah, Bandung, 1984:160-165.
9. Muhammad Husain Haekal : “Sejarah Hidup Muhammad”, terjemahan Ali Audah, Tintamas, Jakarta, 1984:2-3, 112-113).

Catatan dari Bibel :

Keluaran Pasal 3 :
Musa menerima wahyu dari Allah di Muqaddasi Tuwa (5).
Allah itu Tuhannya Musa, Tuhannya Ibrahim, tuhannya Ishak, tuhannya Ya’kub (6).
Warga Mesir menindas, menyengsarakan kaum Israil (7,9).
Kaum Israil berdoa semoga Allah melepaskan mereka (7).
Allah berkenan mengabulkan permohonan mereka (8)].
Allah mengutus Musa menyeru Fir’aun untuk membebaskan kaum Isral (10).
Musa khawatir akan kemampuannya (11).
Allah memberi spirit, semangat, dan beberapa tanda bukti sebagai utusan Allah (12).
Beribadah hanya kepada Allah (12).
Allah membimbing, menuntun Musa (14,15).
Tuhan itu aalah Allah, Tuhanya nenek moyang Israil, Tuhannya Ibrahim, Tuhannya Ishak, Tuhannya Ya’kub (15,16,18).
Allah itu nama dan sebutan Tuhan selama-lamanya turun-temurun (15).
Allah mengutus musa menyeru raja Mesir untuk memberi kebebasan kepada kaum Isral, beribadah kepada Allah (18).

Keluaran pasal 4 :
Musa masih saja khawatir tidak akan mendapat sambutan baik (1).
Musa dianugerahi beberapa tanda bukti sebagai utusan Allah (2-9,17).
Musa mengeluhkan ia tidak lancer bicaraa (tidak diplomatis) (10).
Allah-lah yang memberikan kemampuan manusia berbicara, mendengar, melihat (11).
Allah memberi spirit, semangat kepada Musa (12,15).
Musa mohon agar dapat didampingi oleh Harun yang bicaranya lancar (13).
Harus ditugaskan sebagai juru bicara penyambung lidah Musa (16).
Musa minta izin kepada mertuanya untuk kembali ke Mesir (18).
Regim lama yang memerintah Mesir sudah diganti dengan regim baru (19).
Musa dan keluarganya siap menuju Mesir (20).
Musa diingatkan kembali untuk menunjukkan mandat, tanda bukti sebagai utusan Allah kepada Fir’aun (21).
Musa dibimbing, dituntun Allah mengenai cara menghadap Fir’aun (22).
Musa ditugaskan untuk menyeru Fir’aun agar memberikan kebebasan kepada kaum Israil untuk beribadah kepada Allah (23).
Harunditugaskan Allah untuk mendampingi Musa (27).

Catatan dari karya Dr Maurice Bucaille (“Bibel, Quran dan Sains Modern” ) (terjemahan Prof Dr HM Rasyidi, terbitan Bulan Bintang, Jakarta, 1979) :

Kaum Yahudi menetap di Mesir dimulai dengan kedatangan Yusuf anak Ya’kub dan saudara-saudara Yusuf ke negeri itu, lama sesudah zaman Ibrahim (hal 336.
Orang-oang Yahudi diperintah kerja paksa oleh Fir’aun (hal 338)
Fir’aun menindas Bani Israil (hal 3338, 343)..
Musa dipeliharakan Allah (hal 338).
Allah menimpakan hukum yang mempunyai aspek supernatural dan fenomena alamiyah seperti banjir, belalang, penyakit kulit, butiran es, kegelapan, kematian bayi, kematian ternak (hal 339).
Regin lama digantikan regim baru ketika Musa menetap di Madyan (hal 342, 343, 345, 346).
Raja Mesir memerintakan orang-orang Yahudi kerja paksa (hal 342, 344).
Musa diperintahkan Allah untuk menyeru Fir’aun agar memerdekakan Bani Israil (hal 346).
Musa membela kaum Yahudi (hal 347).
Kaum Yahudi mengikuti Musa (hal 349).

(written by sicumpaz@gmail.com in sicumpas.wordpress.com as Asrir at BKS1104031130)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home