दक्वः के Istana
Catatan serbaneka asrir pasir
Dakwah ke Istana
Rasulullah saw juga menyampaikan dakwah ke pusat kekuasaan, kepada pemegang kekuasaan di istana melalui suratnya. Intinya agar hanya mempertuhankan Allah dan tidak mensyarikatkanNya dengan suatu apapun seperti juga dakwahnya para Rasul dari Nuh a.s sampai Isa a.s. Surat Rasulullah itu dapat dibaca salinannya yang dikutip M.Natsir dalam bukunya “Fiqhud Dakwah”, bersumber dari “Nuzhatul Majalis” (Simak juga “Zaadul Ma’ad” Ibnul Qaiyim, jilid III, hal 60, cetakan 1972; PANJI MASYARAKAT, No.264, 1 Pebruari 1979, hal 21-23).
Taher bin Husain menyampakan wasiat kepada Abdullah bin Taher, Wali Negeri di Riqb dan Mesir (kebetulan adalah anaknya) (Simak Prof Dr Hamka : “Lembaga Budi”, Pustaka Panjimas, Jakrta, 1983, hal 38-48).
Hasan Basri menyampaikan wasiat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz (idem, hal 49-51). Suffyan Tsauri menyampakan wasiat kepada Khalifah Harun alRasyid.
Imam Al-Gahzali menyampaikan wasiatnya kepada penguasa seperti terhimpun dalam “Surat-surat Al-Ghazali kepada Para Penguasa, Pejabat Negara dan Ulama sezamannya”, oleh Abdul Qayyim, Mizan, Bandung, 1986.
Imam Nawawi menghimpun hadits-hadits yang mengandung “Wasiat kepada Pemerintah” dalam “Riadhus Shalihin”, I, terjemahan H Salim Bahreisy, Al-Ma’rif, Bandung, 1983.
Hasan Al-Banna menyampaikan wasiatnya kepada raja Faruq I, Perdana Menteri Mushtafa Nablus Pasya, seperti tertera dalam “Pidato & Surat-surat Hasan Al-Banna”, terjemahan Bahrun Abu Bakar, Risalah, Bandung, 1984.
Sjafruddin Prawiranegara menyampaikan wasiat/kritikan berupa surat gugatan terhadap Asas Tunggal kepada Presiden Soeharto pada 7 Juli 1983. Hamka juga prnah menyampaik wasiat/dakwah kepada Presiden melalui surat terbuka dan tertutup.
Nabi Musa as dan Nabi Harun as dengan tatap muka menyampaikan dakwahnya langsusng kepada Fir’aun, Penguasa Negeri Mesir.
(written by sicumpaz@gmail.com at BKS 1107031600)
Labels: कातातन serbaneka
0 Comments:
Post a Comment
<< Home