Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Thursday, September 15, 2011

Pesan Perdamaian Islam


catatan serbaneka asrir pasir

Pesan kedamaian/Keselamatan

            Sudah sejak 15 abad yang lalu, Islam membawa seperangkat pesan agar hidup dalam suasana rukun, damai, aman tenteram, sentosa, sejahtera. Setiap yang sudah mendengarkan pesan Islam agar selanjtunya menyampaikan kepada yang masih belum mendengarkannya (ballighu ‘ani walau aayah). Antara lain memesankan agar yakin, peraya akan takdir, ketentuan, ketetapan Allah.

            Setiap yang sudah ditetapkan Allah pasti terjadi (kun fa-yakun; la haula wa-a quwata illa billah). (Hanya saja yang ditetapkan Allah itu tak seorang pun yang tahu hakikatnya). Keyakinan, kepercayaan kepada takdir akan menumbuhkan sikap sabar, tawakkal, pasrah hanya kepada Allah semata. (Ustadz Amin Ramli dalam Kuliah Subuh Ramadhan 1432H di Masjid Jami’ AlMuhajirin, Komodo Bekasi pernah menyatakan bahwa takdir hanyalah  pilihan). Iman dengan Qada dan Qadar dapat menghilangkan keruwetan dan kesusahan. Demikian diriwayatkan oleh Hakim dari Abu hurairah. (Qad madha ma madha, what will be will be, que sera sera).

            Islam memesankan agar menggalang kerjasama, kesetiakawanan, solidaritas hanya alam hal-hal yang baik, bukan dalam hal-hal yang buruk, hal-hal yang menimbulkan kerusakan, perkelahian, keributan, bentrokan, pengeroyokan (ta’aruf, tafahum, tafakul, ta’awun ‘alal birri wat-taqwa, wa-la ta’awan bil-itsmi wal-‘udwan).

            Wanti-wanti Islam telah memperingatkan agar hati-hati dalam ramai-ramai, kumpul-kumpul, obrol-orob, kongko-kongko, duduk-duduk, nongkrong-nongkrong di pinggir-pinggir jalan, di arung-warung kopi, di warung-warung rakyat, di dunia maya, dibalai-balai issue, gossip (Iyyakum wal-julus fith-thuruqhaat). Bila masih belum mampu meninggaalkan kebiasaan ngumpul-ngumpul, ngobrol amai-ramai di pinggir-pinggir jalan, maka hendaklah memperhatikan beberapa hal, antara alain ;

1.      Menjaga, memelihara mata, agar tidak melihat, memandang yang haram, yang terlarang, yang tak berguna, yang tak berfaedah, yang makruh, yang dapat mendatangkan bahaya, yang dapat menimbulkan fitnah (ghadhdhul bashari ‘anil laghwi mu’ridhun, war-rujza fahjur).
2.      Menjaga, memelihara ketertiban, keamanan, tidak menumbulkan gangguan, kerusakan (kafful aza). bahkan Islam tidak suka membiarkan adanya setusuk duri atau speech beling di jalaanan )tumithul aza ‘aith-thariq).
3.      Mendo’akan keselamatan pula bagi yang telah lebih dahulu mendo’akan keselamatan (raddus salam).
4.      Mendukung, mendorong seala kegiatan, aktivitas yang telah membawa kebaikan (al-amru bil-ma’ruf).
5.      Melakukan tindakan preventif, tindakan penegahan terhadap tindak kriminalitas, tindak kejahatan (an-nahyu ‘anil-munkar, darul-maffasid muqaddam ‘ala jalabil-mashalih0. Tindak kejahatan harus dieleminir dengan berbagai upaya penegahan, antara lain melalui peraturan-praturan umum, penertiban saana informasi komunikasi (media cetak, media elektronika), pengawasan, peringatan, pendindakan, sanksi hukum (pengadilan) (tindaaaakan preventif didahulukan dari pada tinakan kuratif).

Islam juga memesankan agar setiap orang (baaik umum maupun petugas) agar hahati-hati membawa senjata (baik senjata tajam mapun senjata api) di tempat umum, supaya tidak sampai melukai seseorang pun (la yussyir ‘afaduhu ila ahlihi bisilah).

            Islam menunutn manusia untuk memperbaki budi. Dimana pun dan kapan pun hendaklah menjadi manusia berbudi. Simaklah rincian ajaran budi Islam, antara lain alam buku :

-          Imam Nawawi : “Riadhus Shalihin”, terjemahan H Salim Bahreish, terbitan Al-Ma’arif, Bandung, 1983.
-          Mohammd Fadloli HS: “Keutamaan Budi Dalam Islam”, Ikhlas, Surabya, kopian Hadits “Riadhus Shalihin”.
-          M Fadloli H Chusani : “Pendidikan Budi Luhur Menueurt Ajaran Islam”, terbitan al-Ikhlas, Surabaya, kopian Ayat “Riadhus Shilih”.
-          Dr Muhammad Ali al-Hasyimi : “Menjadi Muslim Ideal” (The Ideal Muslim), terbitan MitraPustaka, Yogyakarta, 1999, syarahan “Riadhus Shalihin”
-          Prof Dr Hamka : “Lembaga Budi”, Panjimas, Jakarta, 1983.
-          Prof Dr Hamka : “Tasauf Modern”

(wriiten by sicumpaz@gmail.com at BKS1109130900)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home