Milis bincang-bincang Masyarakat Adil Makmur Situs Koleksi Informasi Serbaneka

Friday, September 16, 2011

Dari Teologis Ke Sosiologis


Dari Teologis Ke Sosiologis

            Sudah sa’atnya ungkapan-ungkapan yang bersifat teologis (religius, transcendental), yang abstrak pada akal, yang hanya dapat diimani, agar dapat disampaikan, dikemas, diproyeksikan, dikonversikan, diterjemahkn dalam ungkapan-ungkapan yang bersifat sosiologis (bahasa sosial-ekonomi, bahasa sosial-politik, bahasa sosial-budaya) yang konkrit pada akal, sehingga dapat dipahami (Ahlul Irfan SPd MM : “Dari Theologis Ke Sosiologis”, Buletin NADZIR, Edisi 5, Mei 2001).

            Ungkapan Teologis mencintai Allah dan Rasul-Nya” (QS 3:31) yang abstrak pada akal, agar diproyeksikan, dikonversikan, diterjemahkan ke dalam ungkapan sosiologis “mencintai, menyantuni, memperhatikan kepentingan publik (orang banyak, orang melarat, orang terlantar) yang konkrit pada akal (QS 107:1-3, 9:60, 2:177, 3:92, 8:41).

            Sabilillah, proyeksinya, konversinya, refleksinya adalah kepentingan publik (Abul A’la al-Maududi : “Dasar-Dasar Islam”, 1984:190-191). Tapi publik (orang banyak)  bukanlh Allah dan Rasul-Ny. “Sesungguhnya di hari kiamt nanti Allah berfirman : Wahai nak Adam, Aku minta makanan kepadamu, tetapi engkau tidak mau memberiKu makanan. Tahukah engkau, wahai anak Adam, sesungguhnya hambaKu si Fulan itu meminta makanan kepadamu, tetapi engkau tiaa memberinya makanan. Ketahuilah, bila engkau memberinya makanan, maka engkau mendapatkan rahmat keridhan di sisiKu (Hadits Qudsi riwayat Muslim dari Abi Hurairah).

            Ungkapan teologis “kebenaran ilahiyah” (QS 2:147) yang abstrak pada akal, agar diproyeksikan, dikonversikan, diterjemahkan ke dalam ungkapn sosiologis “opini publik, pendapat umum (orang banyak dari kalangan orang mukmin) yang konkrit pada akal.

            Ungkapan teologis “kedaulatan ilahiyah, kedaulatan hukum ilahiyah” yang abstrak pada akal, agar diproyeksikan, dikonversikan, diterjemahkan ke dalam ungkapan sosiologis “kedaulatan publik, kedaulatan rakyat (theo democracy, divine democracy) yang konkrit pada akal.

            Ungkapan teologis “ Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum (komunitas), sehingga mereka merubah keadaan dari mereka sendiri (QS 13:11), agar dipahami dalam ungkapan sosiologis “Perubahan individu demi individu akan berujung pada perubahan kolektif” (Ahlul Irfan SPD MM : “Agen Perubahan Sosial”, Buletin NADZIR, Edisi 6, Juni 2001). Masyarakat akan makmur sejahtera, apabila setiap orang berlomba memperbaiki kehidupannya masing-masing (mengikuti metode deduksi prinsip ekonomi liberal kapitalis).

            Ungkapan teologis “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS 28:76-77) agar diproyeksikan, dikonvewrsikan, dipahami dalam ungkapan sosiologis, seagai motivasi berbisnis, berusaha, agar berorientasi pada kebahagiaan akhirat, kesejahteran sosial, kepentingan bersama, bukan pada kebahagiaan duniawi, kesejahteraan individual, kepentingan perseorangan.

            Ungkapan fenomena alam limbah industri dikonversikan, diproyeksikan, ditafsirkan dalam ungkapan fenomena sosial komunitas buih (QS 13:17).

                        .Ungkapan teologis “hablum minallah” (QS 3:112) mengadakan, menjaga, memelihara hubungan dengan Tuhan, Alkhaliq (setia memenuhi, menjalankan risalah, seruan, janji Allah, takut putusnya hubungan dengan Allah, takut turunnya amarah Allah, mengharapkan keridhaan Allah, mendirikan shalat) (QS 13:19-24)) dikonversiskan, diproyeksikan, dijabarkan, ditafsirkan, diimplementasikan dengan ungkapan sosiologis “hablum minan naas” (QS 3:112) memikirkan, memperhatikan, mengupayakan peningkatan keadaan sosial-ekonomi-budaya sesama makhluk Allah (simak juga pengertian ungkapan “lita’arafu” dalam QS 49:13).

            Pemicu putusnya hubungan dengan Tuhan dan insan adalah pola hidup tamak, rakus, serakah, pola hidup kikir, pelit, kedekut, pola hidup angkuh, pongah, congkak, pamer.

Ungkapan teologis amal shaleh dijabarkan dalam ungkapan sosiologis amal sosial. Banyak beramal kebajikan, beramal sosil, berbuat amal usaha operasional diberbagai bidang untuk meningkatkan taraf, martabat, mutu dan tingkat kehidupan sosial-ekonomi-budaya bersama (kemampuan dan keampuhan diri sendiri, keluarga, tetangga, bangsa, ummat, lingkungan) menurut kadar kemampuan. Memanfa’atkan sebagian rezki, penghasilan, pendapatan, kekayan, kepintaran, kesempatan, kemampuan untuk kepentingan bersama, untuk kemakmuran, untuk kesejahteraan bersama (QS 2:3). Menabur, menebar jasa. Menyebarkan berbagai kebajikan dan kebaikan bagi rahmat alam semesta (QS 21:107).

            Ungkapan teologis “berbuat baiklah seperti Allah berbuat baik kepadamu” (QS 28:77) ditafsirkan dengan ungkapan sosiologis membalas kejahatan dengan kebaikan” (QS 13:22) (Prof Dr Bahrum Rangkuti : “Al-Qur:an, Sejarah, Kebudayaan”, Bulan Bintang, 1977:20-25).

            Ungkapan teologis amalan dzikir ditafsirkan dalam ungkapan sosiologis amalan fikir (QS 3:191). Pengertian, ungkapan teologis ulul albab sebagai ahli dzikir dan ahli fikir (3:7-9, 3:190-195), diproyeksikan, dikonversikan, diterjemahkan dalam ungkapan ulul albab sebagai pelaku amal shaleh dan pelaku amala sosial (QS 13:19-24).

            Dunia intelektual Islam masa kini amat sangat miskin sekali dengan ilmuwan ekonomi sekalaibar Adam Smith, Karel Marx John Maynard Keynes, meskipun Abul A’la Maududi, Quthub bersaudara, Yusuf Qardhawi, Mustafa as-Siba’I, Zainal Abidin Ahmad pernah berbicara tentang Ekonomi, tentang Lembaga Niaga, tentang Lembaga Riba (Bank), dan sebelumnya Ibnu Khaldun, Imam Ghazali.

            Sudah sangat mendesak, sangat diperlukan Diskusi Kajian Islm dan Sosial, Kajin Islam dan Budaya, Kajin Islam dan Ekonomi, Kajin Islam dan Politik secara rutin, sistimatis, berkala berkesinambungan, membahas karya tulis  semacam karya Abu A’la Maududi, Quthub brsaudara, Mustafa as-Siba’I, Yusuf Qardhawi, Zanal Abidin Ahmad, dan lain-lain



             

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home